bakabar.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengungkapkan prediksi pemerintah mengenai ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen pada 2023, dinilai terlalu optimis.
Menurutnya, masih ada ancaman resesi global yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Celios menilai Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan 4,3 sd 4,7% year on year (yoy), faktornya resesi global berdampak terhadap kinerja ekspor dan investasi.,” ujar Bhima kepada bakabar.com, Selasa (3/1).
Selain itu, konsumsi rumah tangga, disebut masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Sementara, konsumsi rumah tangga akan berdampak cukup signifikan dengan adanya ancaman resesi global dan kenaikan suku bunga.
“Tekanan inflasi dan suku bunga berdampak ke daya beli kelompok menengah bawah,” ungkapnya.
Di sisi lain, 2023 disebut akan menjadi tahun politik, mengingat adanya ajang Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024.
Hal itu akan menahan aliran investasi dalam negeri, karena pada kelompok kalangan menengah ke atas cenderung menahan keputusan investasi.
“Tahun politik cenderung ditanggapi oleh kelompok 20% teratas dengan wait and see, atau menahan keputusan investasi yang berisiko,” ucapnya.
Faktor lain yang menghambat pertumbuhan ekonomi adalah masih berlangsungnya perang fisik antara Ukraina dengan Rusia.
Perkembangan konflik kedua negara tersebut, dinilai akan menentukan ketahanan stok pangan, yang dapat memengaruhi kenaikan harganya.
Jika harga pangan mengalami kenaikan, maka akan berpengaruh terhadap inflasi, yang diprediksi akan mengalami kenaikan di atas 5 persen, sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
“Inflasi diprediksi pada kisaran 5 sd 5,5% year on year (yoy), perkembangan konflik di Ukraina dan ketahanan stok pangan di dalam negeri menjadi penentu dari stabilitas harga,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia pada 2023, akan tumbuh hingga di atas 5 persen.
Menurutnya, prediksi itu mungkin tercapai karena adanya keputusan pencabutan aturan PPKM, yang akan mendorong laju ekonomi masyarakat.
“Kalau 2022 dipastikan sudah di atas 5 persen, tapi kita berharap 2023 masih di atas 5 persen,” ujar Jokowi, Senin (2/1).