bakabar.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyinggung bahwa pemimpin Indonesia perlu membudayakan kritik demi menjaga demokrasi.
Sebab pemimpin antikritik tak lagi laku lantaran menutup ruang pertentangan ide di tengah masyarakat.
“Kita bisa kuat, karena kita dapat suatu sanggahan yang kuat. Kalau kita hanya menghadapi yes man semua. Apa yang disampaikan pemimpin, apa yang disampaikan penguasa, apa yang disampaikan pemerintah, semua yes sir, yes sir. Iya pak, iya pak. Itu tidak baik," kata Prabowo di Jakarta, Jumat (7/7).
Baca Juga: Prabowo Bisa Melenggang ke Istana dengan Dukungan Anak Muda
"Itu tidak bisa kita hasilkan suatu masyarakat demokratis yang benar, yang kita butuhkan,” ujarnya.
Prabowo juga membeberkan bahwa check and balance diperlukan dalam memastikan kebijakan yang dilahirkan pengausa dapat ditujukan murni demi kepentingan masyarakat.
Meski dalam praktiknya ia menyadari bahwa kritik takkan membuat penguasa nyaman.
Baca Juga: Ssstt.. Jangan Bilang Prabowo, PPP Sudah Lama Incar Sandiaga
“Kadang-kadang kalau kita diingatkan, tidak enak rasanya. Dikritik, ga enak, tetapi sebetulnya itu menyelamatkan kita. Itu mengamankan kita. Itu sangat baik untuk kita,” jelasnya.
Di sisi lain ia juga menyerukan adanya upaya merajut kerukunan dan menjaga janji kemerdekaan.
Sebab komitmen kebangsaan mesti diorkestrasikan melalui kepemimpinan nasional yang kuat dan tak lemah menghadapi kritik dari masyarakat.
“Ini gampang dibicarakan, tetapi belum tentu gampang untuk kita wujudkan," pungkasnya.