bakabar.com, BANJARBARU – Peningkatan kasus penularan Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menyorot perhatian pemerintah pusat.
Sehingga ditetapkan, Kalsel masuk di antara tambahan 5 provinsi prioritas pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro.
“Direncanakan PPKM Mikro diperpanjang dari 23 Maret sampai 5 April. Dan ada penambahan wilayah prioritas, di Kalteng, Kalsel, NTB, NTT dan Sulut,” ungkap Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA, ditemui usai melakukan rapat koordinasi secara virtual di Command Center Setdaprov Kalsel, Kamis (18/3) petang.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan PPKM Mikro dilaksanakan hanya di Jawa dan Bali. Namun, Kalsel juga menerapkannya sebagai upaya menekan angka penularan dari tingkat terkecil di masyarakat.
“Hari ini rata-rata pertambahan antara 170-200 kasus setiap hari mulai Januari. Padahal kita sudah berusaha menambah testing melalui kewajiban test Antigen,” kata Safrizal.
Dijabarkan Safrizal, tercatat sedikitnya 9 ribu kasus sepanjang Januari hingga Maret 2021. Dengan case fatality rate (CFR) sebesar 2,09 persen, atau berada di bawah nasional sebesar 2,7 persen.
“Penambahan kasus iya, tapi kenaikan yang tajam tidak. Makin rajin melakukan testing, mudah-mudahan makin banyak kasus positif yang kita rawat dan karantina. Maka tingkat penyebarannya akan turun,” beber dia.
Sebagai informasi, sejak kasus pertama dikonfirmasi hingga hari ini sudah terjaring 24.976 kasus Covid-19.
Setelah menjalani perawatan, 21.982 orang dinyatakan sembuh. Sementara, 789 berujung kematian. Data Satgas Covid-19 Kalsel melaporkan ada 2.205 pasien yang masih menjalani perawatan.
“Dari 2 ribu kasus itu, 74 persennya menjalani isolasi mandiri dan karantina, 26 persen dirawat di rumah sakit. Artinya kita tidak terlalu butuh BOR [bed occupancy ratio]. 56 persen, masih di bawah standar nasional. Angka kesembuhan hampir sama dengan rata-rata nasional yaitu 87,9 persen,” sebutnya.
Dibeberkan Safrizal, dari total 9 ribu kasus tadi, angka kematian hanya sebesar 2 persen. Di mana, pasien positif yang meninggal akibat Covid-19 sebagian besar memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
“Semuanya komorbid. Jadi harus lebih berhati-hati, semua yang meninggal di 2021 ini semuanye memiliki penyakit penyerta seperti darah tinggi, jantung, diabetes dan lainnya,” pungkasnya