bakabar.com, BANJARMASIN – Lima hari sudah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV di Banjarmasin-Banjarbaru. Lantas, bagaimana evaluasinya?
Hasil analisis Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), situasi pandemi Covid-19 di Banjarmasin dan Banjarbaru belum membaik.
“Dalam periode 26-30 Juli, jumlah warga yang dikonfirmasi terinfeksi Covid-19 malah bertambah sebanyak 795 orang di Banjarmasin, dan 571 di Banjarbaru atau mencakup 40% kasus konfirmasi Provinsi Kalimantan Selatan,” ujar Hidayat Mutaqqtin, Anggota Tim Pakar Covid-19, ULM, kepada bakabar.com, Jumat (30/7) malam.
Sedang warga yang dinyatakan sembuh sebanyak 281 di Banjarmasin dan 187 orang di Banjarbaru. Adapun kasus kematian bertambah 12 di Banjarmasin dan 24 orang di Banjarbaru.
Pada dasarnya, kata Taqqin, kasus yang terjadi selama pelaksanaan PPKM level 4 saat ini masih berkaitan dengan penularan virus yang terjadi pada pekan sebelumnya.
“Dampak penerapan PPKM akan mulai terlihat minggu depan,” ujarnya.
Hanya, Taqqin kuatir adanya reduksi aturan pembatasan Level 4 oleh pemerintah pusat dan tidak optimalnya implimentasi oleh Pemkot Banjarmasin dan Banjarbaru dapat menurunkan efektivitas PPKM.
Misal, masih adanya potensi kerumunan di rumah makan lantaran kebijakan menteri dalam negeri yang menolerir untuk makan di tempat 20 menit.
“Kita harus bersiap menghadapi kemungkinan doublenya lonjakan kasus Covid-19 minggu depan,” ujar dosen Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, ULM itu.
Mengapa hal itu dapat terjadi? Tak lain karena pertumbuhan kasus di Kalimantan Selatan yang didorong oleh penularan di Banjarmasin-Banjarbaru sudah bersifat eksponensial.
“Sehingga usaha menurunkannya tidak bisa dengan business as usual atau BAU,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan sendiri memberikan asesmen transmisi komunitas (TK) sudah berada level 4 untuk Banjarmasin sejak 9 Juli, sedang Banjarbaru sejak 17 Juli 2021.
“Asesmen TK level 4 artinya laju insidensi kasus sangat tinggi dan tidak terkendali di mana risiko masyarakat umum untuk terinfeksi Covid-19 sangat tinggi dalam 14 hari terakhir,” paparnya.
Sementara itu asemen transmisi komunitas pada 29 Juli pada Banjarmasin dan Banjarbaru masih di level 4, bahkan kondisinya semakin parah.
Jika di Banjarmasin pada 9 Juli tingkat transmisi komunitas per minggu sebanyak 21 kasus konfirmasi dan 32 pasien rawat inap dan nol kasus kematian per 100 ribu penduduk, maka pada 29 Juli tingkat transmisinya melambung menjadi 155 kasus konfirmasi, 74 pasien rawat inap dan 1 kasus kematian per 100 ribu penduduk.
Di Banjarbaru pada 17 Juli kasus konfirmasi per minggu sudah mencapai 160, rawat inap 22 dan meninggal 3 orang per 100 ribu penduduk, maka pada 29 Juli kasus konrimasinya melejit menjadi 295, rawat inap 29 dan meninggal 10 orang per 100 ribu penduduk.
“Situasi ini menggambarkan pelandaian kasus masih sulit untuk terjadi mengingat tingginya tingkat transmisi virus di masyarakat dan masih kurang seriusnya kita mengendalikan penyebab penyebaran Covid-19,” ujarnya.
“Pada hari pertama penerapan PPKM Level 4 kita bisa melihat menurunnya mobilitas masyarakat, tetapi setelah itu mobilitas lokal dan antar-daerah kembali meningkat seperti biasa. Orang-orang bisa makan kembali di rumah makan dan warung, sedangkan yang tidak pakai masker dapat dengan mudah ditemui di jalan,” pungkasnya.
Kucurkan Miliaran Rupiah, PPKM Level IV Banjarmasin Tanpa Jam Malam