bakabar.com, BATULICIN – 10 hari hilang kontak, Supian Noorditemukan sudah tak bernyawa dalam posisi tergantung di pohon dengan tali klem pengikat kardus di leher.
Lokasi penemuan mayat Supian Noor di hutan sekitar 300 meter dari mess tempatnya bekerja, Jumat 25 Juni sore.
Korban ditemukan rekan kerjanya setelah 10 hari hilang kontak. Kondisinya mengenaskan. Tanpa baju dan sudah mulai membusuk. Sebagian tulang rusuk bahkan sudah kelihatan, termasuk tulang wajah.
Belakangan, pihak keluarga meragukan penyebab kematian Supian. Lantas, bagaimana respons kepolisian? Dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Tanah Bumbu Iptu Wahyudi Erpan angkat bicara.
“Untuk laporan di Polsek Kusan Hulu, tapi sekarang sudah dilimpah ke Satreskrim dan masih dalam lidik,” ujarnya, Kamis (19/8).
Soal penyebab kematian korban yang disoal keluarga korban, Iptu Wahyudi belum bisa memastikan.
“Kita belum bisa pastikan si korban digantung (dibunuh) atau memang gantung sendiri (bunuh diri). Masih kita dalami dalam proses lidik,” jelasnya.
Diwartakan sebelumnya, keluarga mendiang Supian tak menerima jika mendiang disebut meninggal akibat bunuh diri. Pihak keluarga menaruh kecurigaan jika Supian adalah korban pembunuhan.
Supian Noor merupakan warga Kelurahan Sekumpul Gang Embes, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, yang merantau ke Tanah Bumbu.
Supian bekerja di PT Putra Perkasa Abadi (PPA) perusahaan kontraktor pertambangan yang beroperasi di Desa Hatif, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu.
"Kami yakin ini ada pelakunya, dan adik saya tidak mungkin bunuh diri," ujar Risna Ermilasari, kakak kandung almarhum kepada bakabar.com, seusai menziarahi makam Supian di Kelurahan Sekumpul, Rabu (18/8) kemarin.
Sudah 53 hari berlalu, rasa duka masih dirasakan keluarga mendiang, terlebih pihak keluarga sudah lama menunggu hasil penyelidikan polisi.
"Sampai saat ini kami belum menerima hasil autopsi. Adik saya diautopsi Senin di RS Ulin Banjarmasin, beberapa hari setelah penemuan itu. Kalau hasil visum luar sudah keluar, tapi kami hanya diberitahu secara lisan dari kepolisian," terang Risna.
Dari hasil visum luar, dikatakannya kondisi gigi mendiang ada beberapa yang rontok. Selain itu juga ada dugaan bekas luka benda tajam di rusuk kiri.
"Dari SP2HP (surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan) dari pihak kepolisian hanya menyebutkan proses penyelidikan masih berlanjut, dan memang ada dugaan mengarah kepada tindak pidana," ujarnya.
Selama ini, Risna mengenali adik bungsunya dari 4 bersaudara itu adalah seorang yang tangguh dan pekerja keras. Bahkan menjadi tulang punggung bagi orang tuanya, tiap bulan selalu mentransfer uang.
"Setahu saya dia juga tidak punya musuh, suka bergaul. Posisi jabatannya di perusahaan cukup penting. Dia sering mengatur segala perencanaan, termasuk menjadi moderator dalam rapat di perusahaannya," terangnya.
Keluarga berharap pihak kepolisian cepat menangani kasus kematian adiknya tersebut, agar pihak keluarga merasa tenang.
Karyawan PT PPA Tanbu Tewas Tergantung di Pohon, Keluarga Curiga Korban Dibunuh