bakabar.com, JAKARTA - Pelaku penembakan kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Mustopa NR mengaku bahwa ia seorang wakil nabi. Begitu menurut keterangan polisi.
Ia bahkan pernah mengumpulkan warga sekitar termasuk ulama di rumahnya untuk mengakui bahwa dirinya adalah seorang wakil nabi.
"Bahwa tahun 97, menurut keterangan istri dan warga sekitar, yang bersangkutan pernah mengumpulkan warga sekitar dan tokoh agama di rumahnya yang bersangkutan. Di mana yang bersangkutan meminta pengakuan bahwa sebagai wakil nabi," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/5).
Hengki menuturkan saat itu Mustopa mengumpulkan sebanyak 20 orang tokoh agama, hingga tokoh masyarakat, namun para tokoh tidak menanggapi pernyataan pelaku tersebut.
"Pada saat itu para peserta langsung bubar," ujar Hengki.
Hengki menambahkan kalau pelaku tidak memiliki masalah psikologi. Ia normal dalam bersosialisasi termsauk dalam melakukan ibadah. Tidak ada keanehan yang menonjol darinya.
"Namun memang sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa yang bersangkutan ini pernah meminta pengakuan sebagai wakil nabi, baik di lingkungannya, tetangga, warga, pemerintah daerah sampai dengan ke pusat," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, pelaku penembakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat disebut dua kali hendak bertemu dengan Ketua MUI Miftachul Akhyar sebelum melesatkan peluru.
"Dalam cerita yang disampaikan kepala kantor, itu orang sudah dua kali datang ke MUI ingin ketemu sama Ketua MUI," kata Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, Selasa (2/5).
Anwar menyebut pelaku penembakan mengklaim dirinya sebagai nabi dan ingin bertemu langsung dengan Ketua MUI.
"Dia mendakwahkan diri sebagai nabi, dia ingin ketemu sama pimpinan. Nah, hari ini dia datang lagi," ujarnya.
Pelaku semula telah dipersilakan untuk menunggu pimpinan MUI yang tengah rapat, namun diduga tak sabar dan melakukan penembakan.
"Oleh petugas di bawah, pimpinan lagi rapat, dikonfirmasikan dulu ke atas ke lantai empat. Mungkin dia nggak sabaran, langsung dia nembak. Mungkin dia menganggap akan dihalangi barangkali. Kemudian dia langsung menembak," pungkasnya.