bakabar.com, BANJARMASIN – Polda Kalsel mengendus adanya permainan di balik meroketnya harga si melon, gas elpiji bersubsidi 3 kilogram.
Seperti diketahui, saat ini tengah terjadi kelangkaan gas melon ini di Kalsel. Di pangkalan kerap kosong. Kalaupun ada, warga harus rebutan untuk memperoleh. Kalau lagi apes bisa tak kebagian.
Yang lebih memprihatinkan, ada saja oknum masyarakat yang memanfaatkan situasi ini. Di tingkat pengecer, gas melon dibandrol selangit. Bahkan bisa tembus Rp50 ribu per biji.
Saat ini Ditreskrimsus Polda Kalsel turun gunung untuk menyelidiki adanya indikasi permainan harga yang terjadi di tengah kelangkaan ini.
“Ini tim dari Ditreskrimsus sudah turun lidik. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa ungkap,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Moch Rifa’i.
Rifa’i memastikan adanya indikasi permainan harga yang terjadi saat ini. Pasalnya, permasalahan ini cerita klasik yang selalu berulang di setiap tahunnya.
“Pasti ada indikasi (permainan) karena di tahun-tahun sebelumnya kejadian-kejadian berhasil kita ungkap. Seperti beberapa kasus di 2020 lalu,” ucapnya.
Rifa’i mengakui, kelangkaan gas melon di pangkalan disebabkan terhambatnya distributor akibat kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan akibat banjir.
Namun, yang membuat Polda Kalsel yakin adanya indikasi permainan harga lantaran masih terjadinya kelangkaan hingga berimbas meroketnya harga di pasaran.
“Info yang kita dapat kelangkaan akibat kerusakan infrastruktur akibat banjir. Tapi hingga saat ini masih terjadi kelangkaan dan ada indikasi harga di atas HET. Ini yang masih diselidiki,” pungkasnya.