Kalsel

Polda Kalsel Jaga Warga Papua di Banua

apahabar.com, BANJARMASIN – Pasca-kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Polisi Daerah (Polda) Kalsel menjamin keamanan dan keselamatan…

Featured-Image
ilustrasi, mahasiswa dari Papua.Foto-suara.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Pasca-kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Polisi Daerah (Polda) Kalsel menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat Bumi Cendrawasih yang ada di Banua. Mengingat, sejauh ini terdapat 60 mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

“Ya, sikap kita sama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia, yakni menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat Papua,” ucap Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochammad Rifa’i kepadabakabar.com, Rabu (21/8/2019) siang.

Terlebih, kata dia, masyarakat Papua tersebut masih berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa yang melanjutkan studi di Bumi Lambung Mangkurat. Sehingga, sangat perlu adanya perlindungan hukum.

Namun, sejauh ini tak ada pengarahan pasukan terkait pengamanan mahasiswa Papua di Kalsel. Mengingat, kondisi di Banua dinilai masih kondusif. Artinya, jauh dari tindakan rasisme dan persekusi.

“Kalsel ini sangat terbuka dengan masyarakat pendatang,” bebernya.

Pihaknya pun tak segan-segan menindak tegas oknum yang berani melakukan rasisme dan persekusi di Kalsel. Lantaran, sikap tersebut akan memecah belah semangat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.

“Kalsel ini sangat benci dengan tindakan deskriminatif,” pungkasnya.

Sebelumnya, Salah seorang mahasiswa asal Papua dari Program Studi Sosiologi dan Antropologi FKIP ULM, Seppy Answer Walilo merasa sedih atas peristiwa yang menimpa rekannya di Jawa Timur tersebut.

“Saya sedih dan hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar peristiwa itu tak terjadi di Banjarmasin,” ucapnya kepadabakabar.com.

Dia mengakui, sangat bangga dengan masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin.

Kurang lebih 2,5 tahun tinggal di kota berjuluk seribu sungai itu, ia tak pernah sekalipun diperlakukan negatif. Apalagi, tindakan yang berbau rasisme dan persekusi.

“Saya disini merasa nyaman. Tak pernah diperlakukan tak senonoh,” bebernya.

Menurut Answer, tingkat toleransi masyarakat Banjarmasin sangat tinggi dan begitu terbuka dengan masyarakat pendatang, khususnya asal Papua.

“Saya berharap ke depannya, kasus serupa tak akan terjadi di Banjarmasin,” tutup mahasiswa semester lima tersebut.

Baca Juga: Polri-TNI Terjunkan 9 SSK Amankan Kerusuhan di Manokwari

Baca Juga: Kerusuhan Pecah di Manokwari, Gedung DPRD Terbakar

Baca Juga: Rusuh Manokwari: Mencekam, Warga Pendatang Tak Berani Keluar

Baca Juga:Rusuh Manokwari, Peter Tak Menyangka Gedung DPRD Papua Barat Dibakar

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner