Emisi Nol Bersih Asia

PLTA Kayan, Jepang Berharap Bisa Capai Emisi Nol Bersih Asia

Jepang berharap PLTA Sungai Kayan apat membantu pencapaian dari insiatif Komunitas Emisi Nol Bersih Asia (AZEC).

Featured-Image
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) terus berproses. Bendungan yang diramalkan bakal menghasilkan listrik 9.000 megawatt (MW) itu memproyeksikan investasi sebesar US$ 17,6 miliar. Foto: desdm.kaltaraprov.go.id

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jepang Yamada Kenji mengharapkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, Kalimantan Utara, yang sedang dikembangkan pemerintah Indonesia dapat membantu pencapaian dari insiatif Komunitas Emisi Nol Bersih Asia (Asian Zero Emission Community/AZEC).

“Kami berharap proyek tersebut dapat mendukung Asian Zero Emission Community (AZEC),” kata Menteri Yamada saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto di sela Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) di Detroit, AS, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Sabtu (27/5).

Menteri Yamada dalam pertemuan Jumat waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia, menyampaikan pemerintah Jepang akan mendukung proyek pengembangan PLTA Kayan di Kalimantan Utara yang dilakukan melalui Kerjasama oleh PT. Kayan Hydro Plant dan Sumitomo Corporation.

Sementara itu, Menko Airlangga mengapresiasi kerja sama yang telah terwujud dan berharap implementasi PLTA Kayan dapat dilakukan dengan segera.

Baca Juga: Ancam Target Iklim, Bank Domestik Danai PLTU Batu Bara Adaro di Kaltara

Sebelumnya pada Oktober 2022, Menko Airlangga Hartarto juga hadir dan menyaksikan penandatanganan Peluncuran Kerja sama antara PT Kayan Hydro Energy dan Sumitomo Corporation pada Proyek Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yamada Kenji ​​​​​​​di sela pertemuan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) di Detroit, AS, Jumat (26/5/2023). Foto: Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yamada Kenji ​​​​​​​di sela pertemuan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) di Detroit, AS, Jumat (26/5/2023). Foto: Kemenko Perekonomian

Proyek ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan menjadi proyek nyata Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Lebih lanjut, Menko Airlangga juga berharap Jepang dapat berpartisipasi dalam program kendaraan listrik Indonesia yang merupakan bagian dari kebijakan transisi energi nasional di Tanah Air.

“Diharapkan perusahaan-perusahaan Jepang dapat berpartisipasi dalam program transisi energi Indonesia," kata Airlangga.

Baca Juga: Pensiun Dini PLTU Batu Bara Dipercepat jika Ingin Kurangi Emisi Karbon

Selain pada AZEC, Keterlibatan Jepang dalam upaya transisi energi Indonesia selama ini dapat terlihat pada program Just Energy Transition Partnership (JETP).

Diharapkan kemitraan Indonesia – Jepang saat ini dan yang dapat terwujud di masa mendatang dapat mendukung percepatan target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada tahun 2060 sekaligus memacu pemulihan ekonomi kedua negara.

Selain itu, Airlangga juga berharap dukungan Jepang kepada Indonesia pada penyelenggaraan KTT ASEAN di Indonesia sepanjang tahun 2023.

Dalam pertemuan itu, kedua menteri juga mendiskusikan IPEF dan perannya di masa depan dalam mendukung perdagangan yang lebih terbuka dan komprehensif.

Baca Juga: Celios Pertanyakan Keseriusan Pemerintah Soal Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Pada proses perundingan IPEF, negara-negara anggota IPEF saat ini tengah menyelesaikan salah satu pilar dalam IPEF yakni Pillar II Supply Chains. Pillar tersebut tersebut diharapkan dapat membantu diversifikasi ketersediaan bahan baku dalam critical sectors serta memperkuat koordinasi dalam rantai pasok.

Tahun 2023 menjadi tahun bersejarah bagi Indonesia dan Jepang yang ditandai dengan peringatan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang serta peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang.

Tak hanya itu, tahun ini juga menjadi tahun penting bagi kedua negara dimana Indonesia menjadi Ketua ASEAN sementara Jepang menjadi tuan rumah KTT G7.

Editor
Komentar
Banner
Banner