Hot Borneo

Pilu, Warga Loksado HSS Harus Jalan Kaki 16 Km Bawa Orang Sakit Pakai Tandu Menuju Ambulans

Cerita pilu dialami warga Desa Haratai Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Betapa tidak, akses hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Featured-Image
Warga harus berjalan kaki sejauh 16 Km untuk mengantar orang yang sedang sakit. Foto-SC Video warga HSS.

bakabar.com, KANDANGAN - Cerita pilu dialami warga Desa Haratai Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Betapa tidak, akses hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Tak ayal, ketika ada warga yang sakit, maka, warga terpaksa membopongnya dengan berjalan kaki. Jaraknya sangat jauh. Bahkan, itu pun hanya untuk menunju ambulans.

Seperti yang dialami warga Dusun Kadayang RT 3 Desa Haratai, Kecamatan Loksado, HSS. Warga terpaksa harus membopong seorang pria yang sedang sakit dengan berjalan kaki kurang lebih sejauh 16 kilometer.

Berangkat dari desa sekitar pukul 08.00 pagi untuk mengantar warga yang sedang sakit menuju mobil ambulans, rombongan baru tiba di Loksado pukul 10.00 WITA.

Ternyata apa yang dilakukan warga tersebut lantaran sulitnya akses jalan dari Loksado menuju Desa Haratai. Jika ingin ke sana, hanya bisa sebatas menggunakan sepeda motor roda dua.

Kepala Desa Haratai, Asto mengatakan bahwa seorang pria yang sedang sakit merupakan warganya di Dusun Kadayang RT 3. "Namanya Abil usia sekitar 40 tahun, orangnya sedang sakit rematik parah," jelasnya.

Saat ini, pria tersebut sudah menerima perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend Hasan Basry Kandangan.

Diceritakan Asto, pagi tadi keluarga bersama warga membopong Abil menggunakan tandu darurat yang terbuat dari bambu.

Empat orang memikul, sisanya ada yang berjalan kaki dibelakang dan sebagian menggunakan sepeda motor roda dua.

Memang sampai dengan sekarang, warga Desa Haratai masih terkendala akses jalan yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

"Untuk roda dua saja susah karena jalurnya cukup ekstrim, licin dan sering longsor jika hujan," lanjutnya.

Jalan Desa Haratai sering terjadi longsor jika curah hujan tinggi di wilayah Pegunungan Meratus Loksado.

Tak jarang para guru yang ingin mengajar ke SD Negeri Haratai 3 terjatuh dari sepeda motornya.

"Ada yang pernah jatuh, cukup banyak. Jadi mereka biasanya menunggu guru lain untuk berangkat bersama-sama," bebernya.

Adanya peristiwa maupun kendala masyarakat ini, Asto berharap pemerintah daerah bisa lebih memperhatikan kesulitan warga yang tinggal di Pegunungan Meratus.

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Rumah Warga Loksado HSS Sempat Terendam

Editor


Komentar
Banner
Banner