bakabar.com, BANJARMASIN – Ambruknya sebuah pilar Jembatan HKSN Banjarmasin tadi pagi jadi tontonan warga sekitar, Kamis (24/9).
Bekas susunan besi jembatan senilai Rp37,1 miliar yang menimpa 5 pekerja itu sudah di-police line. Tak lagi satupun pekerja terlihat.
“Sudah dari pagi tadi setelah kejadian tidak ada lagi yang bekerja mengerjakan jembatan,” terang seorang warga Kuin Utara kepada media ini.
Terpantau arus lalu lintas sekitar jembatan yang rencananya dibangun untuk menghubungkan Kuin Utara dan Kuin Selatan cukup padat.
“Kalau sudah sore ini memang padat seperti ini. Apalagi ada insiden tadi, ini ada beberapa pengendara yang setop melihat kejadian,” pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, sebuah pilar jembatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Kelurahan Kuin Utara, pagi tadi, Kamis (24/9), tiba-tiba ambruk.
Proyek Jembatan HKSN Banjarmasin Roboh: 5 Luka-Luka, 4 Selamat
Pantauan bakabar.com, sembilan orang pekerja tertimbun material bangunan jembatan senilai Rp37 miliar.
Lima orang yang tengah asyik mengejar target 210 hari pengerjaan terperangkap. Sisanya berhasil lolos.
Menderita luka cukup serius, sebagian besar dari mereka dilarikan warga yang tengah memenuhi lokasi kejadian ke Rumah Sakit Ansari Saleh.
“Sudah hampir tiga bulan berjalan, kira-kira sejak bulan Juni,” ujar salah seorang warga kepada media ini di lokasi kejadian.
Usai kejadian, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin menggelar jumpa pers hal ambruknya salah satu pilar itu. Menurut Windias Kartika, Plt Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, insiden ini bukanlah bentuk kegagalan konstruksi.
“Robohnya karena susunan besi tulangan pile cap pada pilar 1 belum diikat dengan kawat bendrat dan masih dalam proses penyetelan sehingga belum kuat seluruhnya,” jelas dia.
Sesaat kejadian, kata dia, para tukang sedang memeriksa pekerjaan awal. Karena lokasi berdekatan dengan makam Sultan Suriansyah yang mana saat ini juga sedang ada seremoni hari jadi Kota Banjarmasin, maka tukang menunda dulu mengerjakan itu.
“Sampai dengan seremoni selesai,” ujarnya.
Namun kata dia ada susunan besi yang belum diikat sepenuhnya. Ketika tersenggol memicu ketidakseimbangan struktur tulangan yang membuat akhirnya pembesian kolom berdiameter 25mm panjang 2 meter itu roboh.
“Jadi di sini kami tegaskan tidak ada robohnya jembatan HKSN 1, yang ada robohnya tulangan besi pile cap pilar 1 karena belum terikat dengan kawat bendrat,” tuturnya.
Sementara Zulfikar, pelaksana pekerjaan, menganggap insiden pagi tadi bak musibah.
“Ini musibah bukan kegagalan bangunan, sebab itu masih dalam tahap pemasangan. Jika itu sudah dibeton dan roboh maka bisa dikatakan itu kegagalan konstruksi,” ucapnya.
Proyek milik Dinas PUPR Banjarmasin ini senilai Rp 37,1 miliar. Anggarannya berasal dari APBD Banjarmasin tahun 2020. Digarap oleh kontraktor pelaksana, PT Trias Karya dan konsultan pengawas, CV Adihanman Tata Rancang.
Hasan Husaini, ahli utama jembatan dari Asosiasi Ikatan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO) Kalsel juga menilai insiden pagi tadi murni human eror.
“Karena ini belum pada tahap pengecoran. Ada banyak metode pengikatan kawat bendrat. Namun yang ada itu tukang melakukan metode pengikatan saat besi sudah berdiri lebih dulu, sayangnya belum terikat,” tukasnya.
Dari informasi terakhir yang didapat media ini, empat dari lima pekerja yang sempat terperangkap di puing-puing material pilar yang roboh sudah dipulangkan.