bakabar.com, RANTAU – Jalan hauling PT. Antang Gunung Meratus (AGM) di Kabupaten Tapin diduga digunakan untuk jalur aktivitas Penambangan Tanpa Izin (Peti).
Menyikapi kondisi tersebut, Polda Kalsel bersama PT. AGM langsung memasang portal di jalan tersebut untuk menghambat aktivitas Peti.
"Supaya kegiatan operasional PT AGM tidak terganggu," ujar Kanit I Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Kalsel, Kompol Rokhim S, Senin (26/6).
Baca Juga: Polisi Selidiki Karhutla di Banjarbaru, Satu Kasus Naik ke Penyidikan
Jika portal yang sudah dipasang dirusak oleh oknum tertentu, dia meminta pihak perusahaan melaporkan hal itu ke polisi.
"Kalau ada yang membongkar portal bisa dilaporkan ke Polres Tapin," ucapnya.
Tawaran itu langsung disambut Kuasa Hukum PT. AGM, Suhardi. Dia mengancam akan melaporkan jika memang ada oknum yang nekat membongkar portal tersebut.
"Akan kami laporkan ke pihak kepolisian apabila ada yang melakukan perusakan atau dibongkar (portal)," tegasnya.
Baca Juga: Sudah Sebulan Kalsel Siaga Darurat Karhutla, Water Bombing Kapan Datang?
Sebelum memasang portal, tim dari PT. AGM sudah melakukan pengecekan dan merupakan tindak lanjut dari rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama DPRD Tapin dalam memberantas Peti.
"Sudah dipastikan area yang di-portal merupakan area bebas PT AGM. Karena kalau tidak di-portal sewaktu-waktu Peti kapan saja bisa melintas tanpa ada yang memantau," jelasnya.
Tokoh masyarakat Tapin, Achmad Riduan Syah, sangat mendukung pemortalan jalan tersebut.
"Kita sangat mendukung. Artinya membatasi kegiatan Peti. Apabila aktivitas Peti tidak ada, maka lingkungan bisa terjaga. Bedakan sama perusahaan, kalau perusahaan bisa reklamasi dan lainnya," ungkapnya.
Sekadar diketahui, jalan di portal dulunya merupakan jalan setapak. Tapi sejak munculnya aktivitas Peti di kawasan itu, ruas jalan menjadi lebih lebar.
