Bencana

Pesta Nikah Jadi Bencana, Lebih dari 113 Orang Tewas

Kembang api yang digunakan untuk memeriahkan acara, berubah jadi sumber petaka. 

Featured-Image
Sisa-sisa kebakaran gedung tempat pernikahan di Irak. Korban tewas mencapai 113 orang. Sumber: Al Jazeera

bakabar.com, JAKARTA - Kembang api yang digunakan untuk memeriahkan acara pernikahan di Irak, berubah jadi sumber petaka. 

Sebuah pesta pernikahan di provinsi Niniwe, Irak, berubah jadi petaka. Suasana ceria mendadak penuh jerit tangis dan teriakan histeris ketika ruangan tempat pesta digelar terbakar hebat.

Peristiwa ini menyentak Irak. Kantor berita resmi Irak, INA, melaporkan selain 113 orang tewas, lebih dari 150 orang juga terluka dalam insiden tersebut.

Pesta nikah itu digelar di sebuah gedung di distrik Hamdaniyah di provinsi Niniwe. Hamdaniyah terletak di luar kota Mosul di utara, sekitar 400 km (sekitar 250 mil) barat laut ibu kota Bagdad.

Najim al-Jubouri, gubernur provinsi Niniwe, pada Rabu pagi (27/9) mengatakan, belum bisa memastikan berapa jumlah korban jiwa akibat kebakaran tersebut. Ucapannya diindikasikan sebagai tanda bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah.

“Semua upaya dilakukan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak kecelakaan malang itu,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Irak Saif al-Badr.

Sisa-sisa kebakaran gedung tempat pernikahan di Irak. Korban tewas mencapai 113 orang. Sumber: Al Jazeera
Sisa-sisa kebakaran gedung tempat pernikahan di Irak. Korban tewas mencapai 113 orang. Sumber: Al Jazeera

Kembang Api Sumber Petaka

Pertahanan sipil Irak mengatakan, dari laporan awal diduga kemungkinan penyebab kebakaran adalah kembang api yang digunakan saat perayaan tersebut.

“Informasi awal menunjukkan bahwa kembang api yang digunakan saat pesta pernikahan, telah memicu kebakaran di aula,” kata otoritas pertahanan sipil dalam sebuah pernyataan, pada Rabu pagi (27/9), seperti dikutip dari Al Jazeera.

Mahmoud Abdelwahed jurnalis Al Jazeera, melaporkan dari Bagdad, mengatakan bahwa kembang api adalah hal yang sering digunakan untuk pesta pernikahan di Irak. Saat kejadian, diperkirakan ada 1.000 tamu yang menghadiri pesta pernikahan itu.

Gedung acara disebut juga disebut tidak memiliki standar keamanan yang tepat, termasuk pintu keluar darurat. Pertahanan sipil Irak juga melaporkan adanya panel prefabrikasi di aula acara yang “sangat mudah terbakar dan melanggar standar keselamatan”.

“Kebakaran menyebabkan beberapa bagian langit-langit runtuh karena penggunaan bahan konstruksi yang sangat mudah terbakar dan berbiaya rendah,” kata otoritas pertahanan sipil dalam pernyataan mereka.

Bahaya ini diperparah karena saat gedung terbakar, terjadi pelepasan gas beracun yang terkait dengan terbakarnya panel yang terbuat dari plastik.

Gambar-gambar setelah kebakaran menunjukkan pekerja darurat memanjat puing-puing dan atap yang runtuh dengan logam yang bengkok dan hangus di aula gedung yang sudah hancur.

Rania Waad, salah satu tamu yang hadir di pernikahan tersebut, mengatakan bahwa saat kedua mempelai menari dengan perlahan, kembang api mulai naik ke langit-langit. Saat itu, tanpa disadari api mulai membakar aula. Api membesar dan suasana gedung menjadi gelap gulita dan menimbulkan kepanikan luar biasa.

“Kami tidak dapat melihat apa pun,” kata remaja berusia 17 tahun itu kepada kantor berita Prancis AFP, sambil menahan isak tangisnya.

“Kami tercekik; kami tidak tahu bagaimana cara keluar", ujar Rania yang mengalami luka bakar di tangannya.

Kementerian Kesehatan Irak mengatakan bahwa “truk bantuan medis” telah dikirim ke Niniwe dari Bagdad dan provinsi lainnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner