Semarak Natal 2022

Pesan Cinta di Selembar Kartu Natal Bermula dari Siapa?

Kendati sudah beralih ke bentuk digital lewat layanan chatting atau webtoon, namun tetap saja masih ada yang merawat tradisi berkirim kartu konvensional

Featured-Image
Tradisi mengirim ucapan Natal lewat selembar kartu. Foto: NatGeo.

bakabar.com, JAKARTA – Kemeriahan Natal mulai menggema di beberapa wilayah di dunia, termasuk di Indonesia. Sambutan untuk mengkhidmati Hari Raya Umat Nasrani ini pun dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya bertukar kartu ucapan.

Di era modern, kartu ucapan pun sudah beralih ke bentuk digital via layanan chatting atau webtoon, meski tetap saja masih ada yang merawat tradisi yakni saling berkirim kartu secara kovensional.

Kartu Natal Pertama di Dunia

Dalam riwayatnya, di Inggris pada tahun 1843, adalah seorang Sir Henry Cole yang menginisiasi praktik mengirim kartu Natal pertama kalinya.

Bersama dengan karibnya, John Horsley, Cole mendesain sendiri kartu Natal lantas menjualnya seharga 1 shilling dengan tujuan agar orang-orang juga dapat bertukar ucapan Natal melalui kartu itu.

Kartu Natal pertama di dunia yang dipelopori oleh Henry Cole. Foto: Akurat.co.
Kartu Natal pertama di dunia yang dipelopori oleh Henry Cole. Foto: Akurat.co.

Kartu Natal Cole sendiri dirancang memiliki tiga panel. Di mana pada panel terluarnya menunjukkan gambar orang-orang yang mengasihi fakir miskin. Sementara, panel tengah memperlihatkan keluarga yang tengah menikmati hidangan Natal.

Namun, dalam perjalananya beberapa orang kurang meminati desain kartu tersebut. Sebab, ada gambar yang memperlihatkan seorang ibu memberikan wine kepada anaknya yang masih kecil. Kendati demikian, sekitar 1000 kartu berhasil terjual.

Saat ini, kartu Natal pertama dari Cole tersebut sudah langka dan harganya pun sangat mahal.

Meluas ke Penjuru Dunia

Sejak tahun 1860, atau tepatnya ketika sistem percetakan semakin berkembang, maka kartu Natal pun menjadi semakin populer dan mulai diproduksi massal.

Dan sebenranya penggunaan kartu Natal tidak hanya di Inggris, sebab dua dekade sebelumnya, warga di Amerika Serikat akhir telah saling memberikan kartu ucapan sebagai ungkapan sebuah perayaan.

Sayangnya, di negeri Paman Sam harga kartu Natal kala itu sangat mahal sehingga banyak orang yang tidak mampu membelinya.

Saat ini, kartu ucapan Natal sudah semakin bervariasi. Bahkan, ada yang menambahkan pernak-pernik sesuai kearifan, selipan lelucon, gambar salju, Sinterklas atau momen kehangatan keluarga.

Bagaimana dengan Anda? Apakah dalam perayaan Natal tahun ini bakal mengirimkan kartu disertai tulisan tangan di selembar kartu cetak? Selamat mencoba.

Editor


Komentar
Banner
Banner