Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Kalsel, Banjarbaru Juaranya

Kota Banjarbaru mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 7,93 dibanding 12 kota/kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Selatan pada 2022.

Featured-Image
Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin bersama Wakil Wali Kota Wartono mengangkat piala Adipura tahun 2022 yang berhasil diraih Kota Banjarbaru kategori kota sedang. Foto: Kominfo Banjarbaru

bakabar.com, JAKARTA - Kota Banjarbaru mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 7,93 dibanding 12 kota/kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Selatan pada 2022.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banjarbaru Arih Dwi Prasetyo di Banjarbaru, Sabtu (4/3), mengatakan pertumbuhan ekonomi itu merupakan hasil dari perhitungan sistem neraca regional.

"Angka itu menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi ibukota Kalsel melampaui 12 kabupaten dan kota lainnya di Kalsel," ujar Arih.

Pertumbuhan ekonomi Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, tahun 2022 di bawah kepemimpinan Wali Kota M Aditya Mufti Ariffin dan Wakil Wali Kota Wartono menempati posisi tertinggi di provinsi itu.

Baca Juga: 1.528 Jiwa Terdampak Banjir Banjarbaru, Cempaka Terparah

Arih menyebutkan Kota Banjarmasin berada pada posisi dua dengan pencapaian 5,69 persen dan urutan ketiga Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 5,45 persen.

Pada 2021, data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kota berpenduduk 265 juta jiwa lebih itu sebesar 3,33 persen, namun melompat signifikan menjadi 7,93 persen pada 2022.

Pencapaian itu menjadi angka tertinggi dan tidak pernah terjadi sebelumnya, bahkan dibandingkan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu sejak beralih menjadi Kota Administratif menjadi Kota pada 1999 silam.

"Ada empat komponen besar yang menjadi pendukung perekonomian Kota Banjarbaru sepanjang tahun 2022 di antaranya transportasi dan pergudangan, konstruksi, hingga perdagangan," ungkap Arih.

Baca Juga: Kalahkan Banjarmasin, Banjarbaru Raih IPM Tertinggi se-Kalsel

Arih mengungkapkan transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 26,20 persen, konstruksi 13,74 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 10,79 persen.

Sementara, komponen pendukung lainnya yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi berasal dari administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 10,37 persen.

"Perekonomian Banjarbaru dilihat dari besaran PDRB, selama 2022 mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp11,788 triliun yang jika dilihat harga konstan sekitar Rp6,23 triliun," tutur Arih.

Selanjutnya, era kepemimpinan Wali Kota/Wakil Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin-Wartono akan menghadapi tantangan ke depan seiring sinyal perlambatan ekonomi, salah satunya inflasi kenaikan harga bahan pokok.

Baca Juga: Investasi di Banjarbaru Naik 3 Kali Lipat Setelah Jadi IKP!

Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin tak menampik terjadi inflasi dan disikapi melalui penyaluran bantuan beras hingga pasar murah tersebar pada lima kecamatan menjadi upaya menanggulangi situasi itu.

"Kami berharap dalam menghadapi tantangan ke depan guna menahan laju pertumbuhan ekonomi hingga menyebabkan tingginya inflasi dapat teratasi melalui pembagian beras dan pasar murah," ucap Aditya.

Aditya menambahkan dampak inflasi tidak bisa dianggap remeh dan harus disikapi dengan tepat, meskipun merombak kebijakan anggaran untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat agar inflasi tidak semakin tinggi.

"Kami tidak ingin terlena kinerja perekonomian sesaat. Inflasi jika tidak ditangani serius, bukan tidak mungkin dampaknya jadi gejolak ekonomi dan sosial sehingga harus diwaspadai," ujar Aditya

Editor
Komentar
Banner
Banner