bakabar.com, BANJARMASIN – Ratusan guru atau tenaga pengajar di sekolah Kota Banjarmasin terlihat antusias dalam menjalani program vaksinasi Covid-19, Jumat (19/3).
Plh Wali Kota Banjarmasin, Mukhyar mengatakan, vaksinasi yang dilakukan di aula dan ruang kelas SMP Negeri 1 Banjarmasin itu merupakan persiapan sebelum menjalani proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Jadwal PTM di sekolah pada Senin, (22/03) mendatang.
“Ada 500 guru masuk dalam target vaksinasi yang dijalankan secara bertahap. Tapi untuk tahap pertama hari ini ada 200 guru yang divaksin, sisanya besok,” ujarnya.
Menurutnya, tujuan utama dilakukannya vaksinasi terhadap guru tidak lain adalah untuk mematangkan persiapan PTM sekaligus memutus mata rantai penularan virus yang menginfeksi jaringan pernapasan manusia ini sebelum dijalankannya PTM.
PTM dilakukan sebelum memasuki masa ujian sekolah (US). Tenaga pengajar yang divaksin juga hanya kelas 6 dan 9.
“Jadi siswa maupun guru yang hadir dalam proses PTM nanti bisa merasa aman,” ucapnya.
Kendati demikian, Mukhyar menekankan, bahwa pihaknya tidak akan mewajibkan seluruh siswa kelas 6 dan 9 untuk hadir dalam PTM di sekolah.
“Kita juga sudah mengeluarkan edaran, PTM di sekolah dilakukan bagi siswa yang mendapat izin dari orang tuanya. semua ini kita lakukan untuk keselamatan kita semua, anak murid, guru dan yang lainnya,” tekannya.
Disinggung apabila ada tenaga pengajar yang tidak bisa vaksinasi di hari ini lantaran mempunyai komorbid? Menurutnya vaksinasi bagi guru yang bersangkutan akan ditunda.
“Bagi yang tidak bisa divaksin cukup dengan menjalani rapid test antigen saja untuk mengajar, nanti kalau habis waktunya, rapid lagi. Begitu juga bagi pegawai pendukung sekolah lainnya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Banjarmasin, Totok Agus Daryanto menjelaskan, vaksinasi ini sendiri memang khusus menyasar guru yang melaksanakan PTM di sekolah.
“Kita khususkan untuk guru-guru yang melaksanakan PTM. Kita juga pastikan, mereka yang bergejala tidak dipaksakan untuk PTM,” ujarnya.
Jika ditemukan tenaga pengajar yang terpapar Covid-19. Maka pihaknya akan meminta bantuan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan tracking. Apakah terpapar di luar sekolah, atau tidak.
Kemudian, bagi guru dan siswa yang bergejala, pria dengan sapaan Totok itu menyarankan lebih baik untuk melakukan isolasi mandiri dan beristirahat sampai kembali pulih.
“Misalnya terjadi penularan secara massif di sekolah, ya kita tunda mereka PTM. kita suruh guru tersebut untuk isolasi mandiri dulu,” bebernya.
Ia juga mengimbau untuk para siswa dan guru, agar dalam pelaksanaan PTM agar tidak saling meminjam peralatan sekolah serta selalu membawa bekal dari rumah.
Lantas PTM yang sebelumnya akan digelar pada 18 Maret kemarin itu dijalankan dengan berpatokan kepada SKB 4 Menteri. Diantaranya hanya memperbolehkan 50% dari kapasitas normal satu kelas.
Selain itu, pihaknya juga menyerahkan sistem pembelajaran dan US yang digelar secara tatap muka itu kepada masing-masing sekolah.
“Setiap sekolah beda-beda, ada yang pakai pola dilakukan secara serentak untuk kelas 6 dan 9 dengan jumlah siswa di setiap ruang kelas. Itu bisa dipakai karena yang turun ke sekolah kan hanya kelas 6 SD dan 9 SMP saja, siswa di kelas lainnya masih belajar di rumah,” paparnya.
Totok menambahkan, bahwa tanggal pelaksanaan US yang sudah ditetapkan itu masih terdapat slot untuk melakukan US susulan bagi siswa yang sebelumnya berhalangan dan tidak bisa ikut ujian dikarenakan sakit.
“Pada intinya Pemko akan memaksimalkan dalam menjalankan protokol kesehatan dalam proses pembelajaran dan Ujian Sekolah secara tatap muka nanti,” tutupnya.