Kalsel

Pernah Jadi Penggembala Kambing, Pria di Kotabaru Kini Pimpin STIT Darul Ulum

apahabar.com, KOTABARU – Usaha tak akan mengkhianati hasil. Barangkali itu kalimat yang tepat menggambarkan perjuangan Muhammad…

Featured-Image
Muhammad Zaim, M. Pd. I, Ketua STIT Darul Ulum Kotabaru. Foto : Istimewa

bakabar.com, KOTABARU – Usaha tak akan mengkhianati hasil. Barangkali itu kalimat yang tepat menggambarkan perjuangan Muhammad Zaim yang kini dipercaya memimpin Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Ulum Kotabaru.

Pria 34 tahun asal Desa Bangun Rejo, eks Transmigrasi, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, itu memimpin STIT Darul Ulum periode 2021-2025 menggantikan Drs. H. Umar Dhani.

Sebelum berada pada posisi seperti saat ini, Muhammad Zaim melewatinya dengan tidak mudah. Dia berasal dari keluarga sederhana. Untuk menafkahi anaknya, orang tua Zaim hanya membuka warung sembako kecil-kecilan.

Sejak kecil, anak pertama dari tiga saudara itu sudah diajarkan sikap pantang menyerah. Misalnya, dia rela menempuh jarak 10 kilometer menggunakan sepeda ontel untuk pergi ke sekolah.

Usai pulang sekolah, dia tak ikut bermain layaknya teman sebaya. Sebab, Zaim kecil masih harus membantu orang tuanya bekerja.

“Habis pulang sekolah itu, saya harus bergegas ganti baju seragam. Lalu saya pergi mencari rumput serta menggembala kambing,” ujar Zaim, kepada bakabar.com, Minggu (13/11).

Setelah lulus sekolah dasar, Zaim melanjutkan pendidikan ke bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ulum, Desa Lontar, Pulau Laut Barat. Di sana, Zaim berhasil meraih rangking pertama berturut-turut, dari kelas I MTs hingga kelas III.

Zaim kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum, Kotabaru. Dia juga masih menuai banyak prestasi di sekolah itu. Zaim meraih juara pertama dari kelas I sampai kelas III MA.

Usai dinyatakan lulus MA, Zaim lalu mencoba melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin. Saat kuliah S-1 di universitas tersebut, Zaim berhasil mendapatkan beasiswa prestasi setiap tahunnya.

Beasiswa itu mengalir dari Pemda Kotabaru, aktivis kampus, PT Arutmin, hingga dari PT Adaro. Itu dia dapatkan hingga lulus dan menyandang gelar S-1 pada 2011.

Belum puas meraih S-1, Zaim pun kembali berjuang menempuh jenjang kuliah S-2 ke UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur.

Di situ, dia kembali mendapat beasiswa prestasi dari Dinas Pendidikan Kotabaru hingga selesai pada 2014 dan kini dia sedang menyelesaikan pendidikan untuk menyandang gelar doktor.

“Alhamdulillah. Sekarang saya sedang menyelesaikan kuliah beasiswa doktoral Kementerian Agama di UIN Antasari Banjarmasin,” ujar Zaim.



Komentar
Banner
Banner