bakabar.com, JAKARTA - "Kuantar Kau ke Gerbang" karya Ramadhan KH, menjadi satu di antara banyak bentuk apresiasi terhadap sosok Inggit Ganarsih. Perempuan yang berjalin dengan perjuangan dan pengorbanan mengatarkan Soekarno ke tampuk tampuk kepemimpinan.
Namun, di muka gerbang kemerdekaan Inggit berpisah dengan Soekarno. Kendati demikian, hati perempuan yang wafat pada 13 April 1984 itupun menutup perjalanannya dengan tetap menjadi sosok yang penuh kasih, maaf dan doa.
Untuk itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil berharap usulan gelar pahlawan nasional untuk sosok perempuan Jawa Barat tersebut bisa disetujui oleh pemerintah pusat.
"Jadi itu urutan logikanya begitu. Mudah-mudahan mungkin tidak untuk tahun ini (menjadi pahlawan nasional) karena berproses. Tapi kita harapkan minimal tahun depan disetujui oleh pemerintah," kata Ridwan Kamil seusai memberikan sambutan dan membuka Seminar Nasional Pengusulan Ibu Inggit Garnasih sebagai Pahlawan Nasional, di Kota Bandung, Jumat (17/2).
Dalam kesempatan yang sama, Ridwan Kamil juga mengatakan usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Inggit Garnasih sudah yang ketiga kalinya dilakukan oleh Pemprov Jawa Barat ke pemerintah pusat.
"Ini kali ketiga secara aturan maksimal tiga kali (pengajuan), kita doakan saja di kali ketiga ini sudah bisa (dijadikan pahlawan nasional). Saya tidak bisa berandai-andai, karena setiap momen dalam pengajuan ada dinamika sosial politiknya, contoh Prof Mochtar (Kusumaatmadja) kita ajukan ternyata ada. Antrean. Jadi saya tidak bisa menebak tapi keputusan adalah diskresi dari Presiden," paparnya.
Ridwan Kamil menuturkan Inggit Garnasih menjadi sosok yang sangat berjasa bagi bangsa ini karena pada saat Bung Karno di penjara baik di Banceuy maupun Sukamiskin, Inggit Garnasih hadir menemani Presiden Soekarno.
"Dan definisi bukan hanya menemani tapi berkorban harta juga. Ibu Inggit sampai harus jual apa kemudian membuat usaha bikin bedak. Bedaknya dijual uangnya dipakai untuk membelikan makanan. Dan buku yang akhirnya membuat Bung Karno bangkit, lebih pintar, lebih cerdas," kata dia.
Ujung kisah dari Inggit Garnasih menjadi pergerakan yang menjadi kemerdekaan untuk Indonesia.
"Dari kemerdekaan kita sekarang mendapatkan kenikmatan berupa kemajuan yang kita rasakan hari ini," kata dia.