Pemprov Kalsel

Peringati Kewafatan Pangeran Antasari, Gubernur Kalsel Ingatkan Jangan Bacakut Papadaan

apahabar.com, BANJARMASIN – Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalimantan Selatan menggelar upacara peringatan kewafatan Pahlawan…

Featured-Image
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor memberikan sambutan di peringatan kewafatan Pangeran Antasari. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalimantan Selatan menggelar upacara peringatan kewafatan Pahlawan Nasional Pangeran Antasari yang sudah 159 tahun, Senin (11/10).

Upacara yang dihelat di Kompleks Pemakaman Jalan Malkon Temon, Surgi Mufti, Banjarmasin Utara, dipimpin langsung Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.

Para pejabat yang hadir tampak lengkap mengenakan pakaian adat Banjar.

img

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor memberikan sambutan di peringatan kewafatan Pangeran Antasari. Foto-Istimewa

Upacara diawali dengan penghormatan, pembacaan riwayat singkat, pembacaan pesan-pesan Pangeran Antasari oleh pimpinan upacara, dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga dan doa.

Dalam kesempatan ini, Sahbirin Noor mengingatkan perlunya mewarisi nilai-nilai juang para pahlawan yang telah memberi pembelajaran baik atau tuntunan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

"Itu yang harus kita warisi dalam kita menghadapi persoalan Negara, Pemerintahan, sosial kemasyarakatan, apa saja. Semangat itu yang harus diwarisi," pesan gubernur yang akrab disapa Paman Birin itu.

Selain itu, sambungnya, pesan-pesan yang diamanatkan Pangeran Antasari, senantiasa relevan dengan kehidupan saat ini. Semangat seperti "Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing" atau "Jangan Bacakut Papadaan", perlu jadi pegangan.

Dalam momentum ini, Pemprov juga memberikan tali asih kepada para keluarga atau ahli waris para pejuang di Kalsel.

Sebagai informasi, Pangeran Antasari atau memiliki nama asli Gusti Inu Kartapatati lahir pada 1797. Putra dari Pangeran Masud bin Pangeran Amir dan Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman.

Meski memiliki darah bangsawan, Pangeran Antasari tumbuh besar di kalangan rakyat biasa. Ia pun menjadi sosok yang dekat dengan rakyat. Pangeran Antasari begitu disegani dan sangat berpengaruh bagi masyarakat Banjar. Itulah mengapa, ia begitu ditakuti oleh Belanda.

Akhirnya pada 1862, Pangeran Antasari diangkat menjadi pimpinan pemerintahan menggantikan sang ayah. Ia dianugerahi gelar Amiruddin Khalifatul Mukminin yang berarti ia menjadi pimpinan pemerintahan, panglima perang, sekaligus tokoh agama terkemuka.

Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862. Ia terserang penyakit cacar yang mewabah pada masa itu. Ia dimakamkan di Taman Makam Perang Banjar. Ia baru dinobatkan menjadi Pahlawan Indonesia pada 27 Maret 1968.

img

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor memberikan sambutan di peringatan kewafatan Pangeran Antasari. Foto-Istimewa

Komentar
Banner
Banner