Dishut Kalsel

Perbanyakan Vegetatif Bibit Jenis Dipterokarpa dengan Teknologi Koffco Sukses di Bogor

apahabar.com BOGOR – Meranti (Shorea Sp.), tanaman endemik Pulau Kalimantan dan Sumatera ternyata bisa tumbuh baik di…

Featured-Image
Tanaman endemik Pulau Kalimantan dan Sumatera, bisa tumbuh baik di Pulau Jawa. Foto-Humas Dishut Prov Kalsel

bakabar.comBOGOR – Meranti (Shorea Sp.), tanaman endemik Pulau Kalimantan dan Sumatera ternyata bisa tumbuh baik di Pulau Jawa. Ini dibuktikan pada tanaman meranti di KHDTK Gunung Dahu, Leuwiliang, Bogor.

Fakta itu ungkapkan Henti Hendalastuti Rachmat, Project Koordinator Komatsu-FORDA, saat memberikan materi modul penanaman eksperimen project-nya di hadapan empat staf Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Kalsel, Kamis (25/7) lalu.

Baca Juga: Tanaman di MH2T Dipasang Barcode

Henti memberikan materi pada kegiatan pelatihan singkat perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan teknologi Koffco di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbanghut), Jalan Gunung Batu, Bogor yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 25-27 Juli 2019.

Kegiatan tersebut diisi dengan materi secara teori, juga praktik langsung di lapangan. Misalnya untuk teknik penyetekan bibit meranti di green house dipandu oleh teknisi Puslitbanghut, Wahyu.

Selain itu, praktik eksplorasi bibit tanaman di Hutan Pendidikan Dramaga Bogor, dilanjutkan dengan penanganannya di persemaian.

Di hari terakhir, peserta pelatihan yang setara 29 Jpl itu, langsung melakukan praktik pengayaan eksplorasi dan tinjau lapang ke KHDTK Gunung Dahu, Leuwiliang, yang berjarak 35 km dari Kota Bogor.

Di sana, staf pengajar yang dipimpin Atok Subiyakto, peneliti silvikultur senior, melakukan eksplorasi dan melihat langsung keberhasilan teknik Koffco dengan jenis Shorea leprosula (meranti merah) yang mencapai diameter 63 cm.

"Hasil ini didapat setelah menunggu sekitar 22 tahun lamanya. Penanaman dilakukan sejak tahun 1997," ujar Atok.

img

Henti Hendalastuti Rachmat, Project Koordinator Komatsu-FORDA, saat memberikan materi modul penanaman eksperimen project-nya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (Puslitbanghut), Jalan Gunung Batu, Bogor, 25 – 27 Juli 2019. Foto-Humas Dishut Prov Kalsel

Hasil di lapangan menunjukkan, pertumbuhan shorea hasil teknologi Koffco dengan bibit alam hampir sama atau tidak signifikan, rata-rata menghasilkan riap 1,6 m3 per tahun.

"Harapan kami, ke depan bisa mencapai 2 m3/tahun," lanjut Atok.

Pelatihan ini merupakan arahan Kadishut Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq, sebagai tindak lanjut kerja sama dengan Puslitbanghut Bogor, juga berangkat dari keprihatinan atas eksploitasi hutan alam yang mengancam keberadaan jenis Dipterokarpa.

“Permintaaan tiap tahun selalu naik dengan rata-rata 14 persen per tahunnya. Sehingga mengancam kelestarian Shorea di hutan alam,” tutur Hanif dalam satu kesempatan.

Menjawab persoalan itu, Dishut Kalsel melalui BPTH akan terus berupaya mengembangkan jenis Dipterokarpa ini, baik di persemaian ataupun di Miniatur Hutan Hujan Tropika (MH2T).Diketahui, teknik Koffco merupakan alternatif perbanyakan vegetatif bibit jenis dipterokarpa. Secara garis besar, teknik ini mengatur kondisi optimal untuk proses pembentukan akar stek. Yaitu cahaya sekitar 5.000-20.000 lux, kelembaban lebih 95 persen, temperatur kurang 300 C, dan media yang higienis, poros dan dapat mengikat air.

Secara teknis sistem ini mudah dioperasikan oleh petugas persemaian di lapangan.

Baca Juga: Sambut Menteri Lingkungan Hidup, Kadishut: Persiapan Sudah 80 Persen

Reporter: Nurul MufidahEditor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner