Tak Berkategori

Penyandang Disabilitas Asal Tapin Meratapi Nasib: Akibat Pandemi, Hasil Kerajinan Tangan Tak Laku

apahabar.com, RANTAU – Hasil kerajinan tangan Jumiatin (42), penyandang disabilitas asal Kabupaten Tapin, kurang laku selama…

Featured-Image
Jumiatin saat ditemui di kediamannya di Jalan Daeng Suganda, Desa Bitahan, Kecamatan Lokpaikat, Tapin. Foto-apahabar.com/Sandy

bakabar.com, RANTAU – Hasil kerajinan tangan Jumiatin (42), penyandang disabilitas asal Kabupaten Tapin, kurang laku selama pandemi.

Padahal sebelumnya usaha itu bisa membantu memenuhi kebutuhan hidup Jumiatin dan keluarganya.

“Sejak pandemi Covid-19, orderan hampir tidak ada. Sebelumya seperti bros dan hiasan pensil paling laku. Penghasilannya cukup untuk membantu kebutuhan di rumah,” ungkapnya.

Jumiatin yang tinggal di RT.04, Desa Bitahan, Kecamatan Lokpaikat, sudah menekuni kerajinan tangan sejak 2009.

Beberapa hasil olahannya antara lain, tas, boneka, bros, hiasan pensil, masker, baju anak, taplak meja, dan tutup televisi. Harganya dari Rp 7 ribu sampai Rp 150 ribu.

Dia menduga tidak lakunya barang jualannya karena minimnya event yang digelar, baik oleh pemerintah maupun swasta.

“Dulu sering hasil olahan saya hadir di pameran atau di stand-stand. Tapi semenjak ada Covid-19, hampir tidak ada kegiatan, sehingga kesulitan memasarkannya,” lanjutnya.

Namun Jumiatin tetap optimistis. Ia terus berkarya dan berinovasi demi memenuhi kebutuhan hidup di tengah situasi yang makin sulit. Sebab beberapa bulan terakhir, suaminya sudah jarang mendapat panggilan kerja.

“Saya punya dua anak yang perlu dibiayai. Suami saya kuli bangunan. Sekarang karena adanya pandemi ajakan kerja sangat jarang sekali,” ujarnya.



Komentar
Banner
Banner