bakabar.com, MARTAPURA - Desain logo Ar Raudhah diketahui disalahgunakan salah satu oknum di media sosial. Mengetahui hal itu, panitia Haul Abah Guru Sekumpul – KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani ke-14 pun langsung bereaksi.
Koordinator Posko Induk Sekumpul, H Abdel Rahman R menuturkan, belum lama ini pihaknya mendapatkan laporan temuan penyalahgunaan logo Ar Raudhah. Logo tersebut adalah desain resmi yang digunakan untuk seragam relawan haul Abah Guru Sekumpul ke-14.
Dalam laporan tersebut diketahui, seorang oknum berupaya memperjual-belikan baju kaos dengan menggunakan desain resmi logo haul Abah Guru Sekumpul ke-14.
“Desain logo baju yang di buat (oknum tersebut, red) adalah desain resmi Haul Abah Guru Sekumpul ke 14. Seragam itu hanya dipergunakan untuk relawan yang terdata di posko ataupun dapur yang terdaftar di Posko Induk,” ucap H. Abdel saat ditemui bakabar.com, Sabtu (19/1) sore.
Logo Haul Abah Guru Sekumpul tidak diperjualbelikan. Foto-facebook/arraudhahsekumpul
H Abdel menegaskan, desain yang dimaksud tidak untuk diperjual-belikan. Logo Ar Raudhah tersebut hanya boleh dipergunakan pada saat kegiatan resmi Mushalla Ar Raudhah Sekumpul.
Baca Juga: Jelang Haul Sekumpul, Warga Bersihkan Drainase
Setelah ditelusuri, oknum tersebut pun dikonfirmasi oleh pihak panitia terkait laporan penyalahgunaan logo resmi Ar Raudhah. Dia mengaku tidak mengetahui adanya imbauan larangan memperjual-belikan kaos berlogo resmi tersebut.
Selain itu, oknum juga mengungkapkan kaos itu dibuat karena permintaan konsumen. Hingga saat ini, menurut dia, belum ada yang terjual. Dia pun berjanji akan membatalkan transaksi jual-beli kaos tersebut.
"Jika ada menemukan penyalahgunaan seperti itu segera di tegur baik-baik. Jika tidak menghiraukan teguran, segera laporkan ke Posko Induk Sekumpul,” pesan H Abdel.
“Diharapkan kepada seluruh masyarakat pada umumnya dan jemaah Haul Abah Guru Sekumpul agar memperhatikan imbauan oleh Posko Induk dan relawan."
Baca Juga:Posko Induk Luncurkan Logo Haul Abah Guru Sekumpul ke-14
Reporter: Reza RifaniEditor: Muhammad Bulkini
