Pengembangan Bisnis Smelter

Pengusaha Pribumi Terkendala Modal 'Bermain' di Bisnis Smelter

Pengusaha tambang Sulawesi Tengah (Sulteng) Akhmad Sumarling mengungkapkan, pengusaha pribumi masih terkendala modal untuk 'bermain' di bisnis smelter

Featured-Image
Industri Smelter. Foto: Reuters/Yusuf Ahmad.

bakabar.com, JAKARTA – Pengusaha tambang Sulawesi Tengah (Sulteng) Akhmad Sumarling mengungkapkan, pengusaha pribumi masih terkendala modal untuk 'bermain' di bisnis smelter.

Menurutnya, pembangunan smelter membutuhkan investasi yang fantastis, angkanya bisa mencapai triliunan rupiah.

"Tapi perlu dijelaskan bahwa jumlah investasi tersebut berbanding lurus dengan kapasitas produksi setiap pabrik yang dibangun di beberapa tempat di Indonesia," ujar Akhmad kepada bakabar.com, Senin (26/12).

Baca Juga: Sejalan dengan Program Hilirisasi Jokowi, Proyek Smelter Bakal Masuk PSN?

Kapasitas produksi smelter di Indonesia, saat ini, bawaannya sudah mencapai seribu ton per hari. Untuk itu, pembangunan smelter membutuhkan modal investasi yang besar.

Namun, sebagai solusi untuk mengurangi kebutuhan modal, pengusaha smelter dapat melakukan pengurangan pada produksi per hari.

"Contoh paling simpelnya seandainya kapasitas produksi per hari 1000 ton maka dibutuhkan investasi Rp1 triliun. Berarti apabila diturunkan menjadi 50 ton per hari, maka kebutuhan modal sekitar Rp50-60 miliar," ucap Akhmad.

Gagasan pengurangan jumlah produksi, untuk mempermudah pengembangan bisnis smelter bisa menjadi solusi bagi pengusaha.

Baca Juga: Cerita Kakek Terkaya RI di Bisnis Smelter Kalimantan: Mulanya Pedagang Kelontong

Selain itu, dengan adanya penarikan modal investasi smelter, maka akan menjadi peluang besar bagi masyarakat yang ikut serta dalam proyek hilirisasi produk tambang.

"Ini yang sedang saya gagas dalam pilot project , untuk membentuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka pemanfaatan mineral dari hulu ke hilir," papar Akhmad.

Masyarakat dapat ikut serta dalam kegiatan hilirisasi smelter, melalui pembangunan smelter mini, yang memproduksi komoditas tersebut dalam jumlah kecil.

"Membuat mini smelter kapasitas 30-50 ton/hari untuk mineral tembaga cukup dengan investasi Rp20-25 milyar," tutur Akhmad.

Editor


1 Komentar
Banner
Banner