bakabar.com, BANJARBARU – Penebangan ratusan pohon oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di wilayah Kabupaten Tanah Laut menuai protes keras dari Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan.
Pasalnya, pemotongan tanaman yang difungsikan sebagai penghijauan di kanan kiri jalan (Kakija) ini dinilai tidak sesuai dengan SOP.
“Yang didata KPH Tala ada 400 pohon, 100 batang hanya meninggalkan tonggak setengah meter. Kami menganggap itu bukan pemeliharaan, itu penebangan,” kata Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fathimatuzzahra ditemui bakabar.com di Kantor Dishut Kalsel, belum lama tadi
Penebangan ini awalnya bertujuan agar bagian pohon tidak menjalar dan mengganggu jaringan atau kabel listrik. Namun, dia menyayangkan pemotongan hingga bagian tengah, bahkan ada yang menyisakan setengah meter dari tanah. Hal itu dianggap mengancam pertumbuhan pohon tersebut dan berdampak pada kematian.
“Tanaman itu kan dibangun oleh pemerintah dengan biaya APBD, artinya kita seharusnya menjaga tanaman itu,” ujar Aya – sapaan akrabnya-.
Sebagai informasi, pemangkasan pohon yang dinilai bermasalah terdapat di Desa Jilatan hingga Kintap Pelaihari. Sementara, total penanaman Kakija di wilayah Tanah Laut tercatat sekitar 16 ribu tanaman.
Aya mengaku, Dishut Kalsel sudah bersurat kepada pihak PLN untuk meminta ganti rugi atas insiden tersebut. Namun pihaknya belum menerima tanggapan dari yang bersangkutan.
“Belum ada (tanggapan). Kami sudah koordinasi dan minta ganti tanaman itu,” pungkasnya
Dikonfirmasi hal ini, PT PLN Kalselteng mengakui perintisan pohon dilakukan untuk pemeliharaan untuk menghindari konsleting arus listrk akibat pertumbuhan dahan pohon. Hal ini disebabkan cuaca ekstrem pada musim penghujan di Kalsel, khususnya wilayah Tanah Laut.
“Untuk mengurangi kerugian masyarakat, serta menjaga pasokan elektrikal. Maka kami melakukan preventive maintenance, pohon-pohon yang mendekati jaringan PLN dilakukan penebangan,” terang Asisten Manager Komunikasi PLN Kalselteng, Gian Wijaya, dikonfirmasi melalui panggilan suara.
Dalam beberapa temuan kasus di lapangan, banyak pohon yang hampir tumbang dan posisi miring mengarah ke jaringan PLN. Antisipasi dilakukan untuk menjaga keandalan pasokan listrik ke rumah pelanggan dan masyarakat.
Disinggung mengenai protes Dishut, Gian mengakui PLN Pelaihari telah menerima surat yang dimaksud sekitar 25 atau 26 Desember lalu.
“Suratnya sudah dibalas oleh PLN Pelaihari. Kemudian karena terpotong hari libur, Senin kemarin suratnya sudah diberikan,” sebutnya
Dia meluruskan, tim internal PLN Pelaihari telah melakukan administrasi lapangan untuk menghitung kisaran jumlah pohon yang membahayakan sisi jaringan PLN. Sejauh ini, pihaknya terus menganalisis pohon-pohon mana saja yang ditebang tidak sesuai atau terlalu rendah.
“Perlu kita luruskan yang satu meter itu statusnya seperti apa. Apakah akarnya sudah mau tercabut atau memang sudah mendekati jaringan listrik tadi,” imbuhnya