bakabar.com, JAKARTA –Director ofCentre for Trust, Peace and Social Relations, Coventry University, UK, Prof. Mike Hardy,mengatakan bahwa lembaga pendidikan dapat dijadikan "jalan tengah" dalam mengatasi semua bentuk ekstremisme atas nama agama, kepercayaan atau ideologi.
"Bagi para pendidik, hal ini harus menjadi tantangan besar dalam menjembatani keragaman, di mana kita mesti membangun kepercayaan argumentatif dan memperbanyak ruang dialog," kata Mike dalam orasi ilmiahnnya di hadapan 1.770 wisudawan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE) Serpong, belum lama ini.
Menurutnya, daya kritis siswa di kelas harus ditampung dan didengarkan untuk kemudian kita berikan pemahaman yang benar atas daya kritis mereka. Apabila para guru sudah dapat memainkan peran ini dengan baik, maka perilaku radikal dapat dicegah sejak dini.
Deradikalisasi selalu dikaitkan dengan penerimaan pluralisme nilai dan penemuan solusi realistik. Kekerasan seakan menjadi respons yang bergantung pada persepsi ketidakadilan atau pelanggaran. Dalam menangani tantangan ekstremisme agama,
"Penting bagi kita untuk memahami apa yang merupakan hak masing-masing di dalam elemen masyarakat," ujarnya
Menurut Ketua KUI UMJ Endang Zakaria, Mike datang dari Inggris khusus untuk memberikan orasi ilmiah pada acara wisuda UMJ karena memang Mike memiliki kedekatan emosional dengan UMJ dan juga dengan Persyarikatan Muhammadiyah karena posisinya sebagai peneliti dalam bidang keislaman di Indonesia.
Dalam wisuda ke 71 tersebut, UMJ mewisuda lulusan program sarjana, magister, doktor, dan diploma 3. Turut hadir dalam acara wisuda tersebut, BPH UMJ, Prof. Dr. Din Syamsuddin, Wakil Ketua Majelis Diktlitiblang PP. Muhammadiyah, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Prof. Azyumardi Azra, dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amany Lubis, MA.
Wisuda UMJ kali ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Milad UMJ yang ke-64 dan juga Milad Muhammadiyah ke-107.
Memasuki usia ke-64 Rektor UMJ, Syaiful Bakhri, menyampaikan harapannya agar UMJ ke depan dapat lebih memantapkan langkahnya dalam menghadapi dinamika dan perubahan di dunia pendidikan tinggi yang menuntut kita untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan.
"Dunia pendidikan tinggi dihadapkan pada era baru dan juga tantangan baru yang mengiringinya. Perubahan itu turut merubah paradigma dunia pendidikan, yang mulai meninggalkan metode konvensional, menuju era pendidikan baru yang mengkombinasikan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Kondisi yang demikian menumbuhkan atmosphir persaingan yang semakin ketat dan semakin kompleks," ujar Syaiful yang juga pakar hukum pidana ini.
UMJ yang lahir tanggal 18 November 1955 merupakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tertua di Indonesia dan merupakan cikal bakal lahirnya PTM lainnya di mana saat ini PTM sudah mencapai jumlah 167 di seluruh Indonesia. Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang memiliki lembaga pendidikan yang cukup banyak, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Saat ini UMJ memiliki 53 program studi yang terdiri dari 10 Fakultas, 10 Program Magister dan 1 Program Doktor.
Baca Juga:Haul Guru Sekumpul ke 15 Akan Digelar Layaknya di Makkah
Baca Juga:Ceramah Maulid di KNPI, Ustadz Khairullah Zain Ungkap 'Tempaan' Kepemimpinan Para Nabi
Sumber: Humas UMJ
Editor: Aprianoor