Kalsel

Penasaran, Ketum BP HIPMI Intip Dapur Ayam Ungkep Jati Ayom Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Kota Banjarmasin dan daerah di Kalsel lainnya banyak memiliki pelaku bisnis rumahan potensial….

Featured-Image
Ketum PB HIPMI, Mardani H Maming mengitip dapur ayam ungkep Jati Ayom Banjarmasin, ditemani sang pemilik, Wulan, Minggu (5/7). Foto-apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN – Kota Banjarmasin dan daerah di Kalsel lainnya banyak memiliki pelaku bisnis rumahan potensial.

Salah satunya Ayam Ungkep Jati Ayom Banjarmasin yang baru saja dikunjungi Ketua Umum Badan Pengurus Himpunan Pengusaha Muda (Ketum BP HIPMI), Mardani H Maming.

Rupanya, cita rasa bikin Mardani penasaran. Ia pun menyempatkan waktunya ketika pulang kampung lalu ke Banjarmasin, setelah banyak aktivitas di ibu kota.

Selama ini, ia belum tahu seperti apa proses pembuatan dan kemasan yang dibikin pemilik Ayam Ungkep Jati Ayom Banjarmasin.

“Saya sudah sering dikirimi ayam ini sama Kapolda Kalsel dulu, Pak Yazid Fanani,” Kata Mardani, Minggu (5/7).

Rasa penasaran pun kini terobati. Didampingi Wakil Ketua DPRD Kalsel M Syaripuddin, ia mendatangi lokasi pengolahan di komplek Aspol Binabrata Blok A Nomor 9, Banjarmasin.

Di sana, ia melihat langsung porses olahan ayam ungkep sebelum di kemas.

Mardani mengatakan, ada banyak bisnis rumahan yang berkembang di tengah Pandemi Covid-19. Contohnya seperti Ayam Jati Ayom milik Wulan ini.

Dia ingin produk seperti itu tidak hanya dipasarkan di Kalsel, tapi hingga seluruh Indonesia.

Namun, menurutnya butuh inovasi. Sebagai Ketum HIPMI, ia sangat mendukung para pengusaha rumahan giat berinovasi dan meningkatkan bidang usahanya dari sektor hilir hingga hulu.

Sementara owner Ayam Ungkep Jati Ayom, Kun Wulandari Ariandi mengatakan, selama Pandemi Covid-19 pesanan olahannya tetap stabil.

“Di tengah Pendemi seperti ini orderan Alhamdulillah tetap stabil,” ujar Istri, Kabid TIK Polda Kalsel, Kombespol Tri Wahyudi ini.

Dalam sehari, Wulan yang dibantu tiga orang pegawainnya mampu menghabiskan 100 ekor ayam.

Soal harga sesuai dengan rasanya. Dijual Rp70 ribu perkemasan.

Namun dalam satu kemasan, di isi satu ekor ayam yang di potong empat bagian.

Wulan menceritakan, usahannya ini sudah dirintis sejak tahun 2005 silam.

Hanya saja, karena sang suami sering pindah tugas, dia kembali membangun usahanya di daerah mana suaminya bertugas.

Untuk di Banjarmasin dia sudah menjalankan usaha ayam ungkepnya sejak tiga tahun lebih.

Untuk pemasaran Wulan memanfaatkan media sosialnya yakni @jatiayom_banjarmasin.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner