Pemko Banjarbaru

Pemkot Banjarbaru Soroti Penggunaan Zat Kimia Perajin Sasirangan

apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah kota (Pemkot) Banjarbaru masih menyorotipenggunaan zat kimia sebagai pewarna kain sasirangan. Meskipun…

Featured-Image
Kepala Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Banjarbaru, Muhammad Rustam, saat meninjau Pelatihan Menyirang Kain Sasirangan, Kamis (24/10). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Pemerintah kota (Pemkot) Banjarbaru masih menyorotipenggunaan zat kimia sebagai pewarna kain sasirangan.

Meskipun menggunakan pewarna berbahan kimia akan menghasilkan produk yang memesona, tetapi tak sedikit dampak negatifnya terhadap lingkungan.

“Di era sekarang ini, masih banyak para perajin menggunakan bahan kimia dalam menyirang kain sasirangan,” ucap Kepala Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Banjarbaru, Muhammad Rustam, di sela Pelatihan Menyirang Kain Sasirangan, Kamis (24/10).

Oleh sebab itu, ia menilai para perajin mesti memahami dan mengerti terkait bahaya penggunaan zat kimia. Terlebih apabila tak mengenakan peralatan lengkap seperti sepatu bot, sarung tangan, masker, dan tutup kepala.

“Bahan kimia tak baik bagi lingkungan. Dampaknya mungkin baru bisa dirasakan 5 hingga 10 tahun ke depan, sehingga alangkah baiknya menggunakan pewarna alami saja. Itu jelas ramah lingkungan dan bisa menjaga kesehatan para perajin sasirangan,” tegasnya.

Ketua TP PKK Kota Banjarbaru Ririen Nadjmi Adhani mengatakan kain sasirangan telah berkembang menjadi berbagai macam produk fashion.

“Seiring berkembangnya kreatifitas perajin dan para desainer, saat ini sasirangan telah memiliki berbagai macam motif,” bebernya.

Dalam proses pembuatan kain sasirangan, ujar dia, tentu tak lepas dari proses pewarnaan. Proses pewarnaan kain sasirangan yang diproduksi di Banjarbaru masih menggunakan zat pewarna sintetis, karena memang memiliki banyak keunggulan.

“Sepertihalnya jenis warna beragam, ketersediaan terjamin, warna yang dihasilkan tajam, mudah diperoleh, murah, ekonomis, dan mudah digunakan,” sebutnya.

Namun sayang, terang dia, zat pewarna sintetisdapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan. Limbah pewarna sintetis dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu, juga dapat menyebabkan pencemaran air yakni menjadi keruh dan berbau.

Tak hanya itu, apabila limbah dibiarkan mengalir, maka akan menyumbat pori-pori tanah, sehingga berakibat pada hilangnya produktivitas tanah, tekstur tanah mengeras, dan kesuburan tanah berkurang.

Baca Juga: Operasi Zebra Intan 2019, Pemkot Banjarbaru Tambah Armada Bus Sekolah

Baca Juga: Nadjmi Adhani : Lulusan Pesantren Punya Hak Pendidikan yang Sama

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Puja Mandela



Komentar
Banner
Banner