Hot Borneo

Pembunuhan Danmenwa Amuntai di Hutan HST, dan Pesan Sahabat ke Polisi

apahabar.com, AMUNTAI – Tak hanya keluarga, kematian Rika Safitri (20) juga meninggalkan duka mendalam bagi segenap…

Featured-Image
Jasad Rika saat hendak dievakuasi tim relawan dari sebuah pondok di hutan Desa Haliau, Batu Benawa, HST. Foto: Ist

bakabar.com, AMUNTAI – Tak hanya keluarga, kematian Rika Safitri (20) juga meninggalkan duka mendalam bagi segenap civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Amuntai.

Rika, warga Desa Patarikan, Kecamatan Banjang, Hulu Sungai Utara (HSU), tewas mengenaskan di sebuah pondok di kebun warga di Desa Haliau, Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST), menjelang waktu berbuka puasa, Minggu (3/4) sore.

Lokasi penemuan berada di tengah hutan Hangkingkin yang jauh dari permukiman warga. Kabar meninggalnya Rika dengan cepat menyebar di percakapan grup-grup WhatsApp kalangan mahasiswa Stiper, terlebih setelah mengetahui ragam kejanggalan yang mengiringi kematiannya.

“Saya mendapat kabar meninggalnya Rika pada Minggu sore menjelang buka puasa dari kawan-kawan satu lokasi dengan almarhumah, serta dari kawan di lapangan yang ikut serta mencari keberadaannya,” cerita Supyan Adam Fibrian, Mahasiswa Stiper Amuntai, dihubungi bakabar.com, baru tadi.

Terungkap, Jasad Wanita Muda di Hutan Hangkingkin HST Ternyata Menwa Amuntai

Adam amat mengenal baik Rika karena sesama organisatoris Stiper Amuntai. Rika di Menwa, sedang ia di Badan Eksekutif Mahasiswa. Rika pernah menjabat Komandan Menwa (Danmenwa) atau Resimen Mahasiswa Stiper periode 2021-2022. Sementara, di periode yang sama, Adam menjabat Presiden Mahasiswa Stiper.

“Jadi dengan 1 jurusan dan 1 lokal maka kualitas dan kuantitas ketemu saat kuliah ataupun kegiatan organisasi kemahasiswaan sangat sering dengan komunikasi yang baik dengan almarhum,” beber mahasiswa jurusan Agribisnis ini.

Rika, di mata Adam, semasa hidup merupakan orang yang baik, tegas, ramah dan pemberani. Dia juga terkenal murah senyum dan suka menolong orang dan kawan-kawan mahasiswa di sekelilingnya.

Sementara menurut Adam, kematian Rika penuh kejanggalan. Hingga ia menduga kawannya itu tewas dibunuh.

“Menurutku ini dugaan pembunuhan yang sudah direncanakan, ini adalah rekam jejak yang sangat memilukan yang merupakan duka besar bagi kita bukan hanya keluarga besar Stiper Amuntai tapi sudah cakupan Banua Enam,” katanya.

Adam pun berharap kasus ini secepatnya dituntaskan kepolisian sampai pelakunya ditangkap dan dihukum setimpal atas pembunuhan keji tersebut.

“Karena ini kejahatan berat yang mengintai seluruh perempuan Indonesia bukan saja anak-anak tetapi juga para terpelajar akademisi. Harus segera ditemukan pelaku secepatnya diadili seadil-adilnya,” ujarnya.

Lebih jauh, menurut Adam, kasus Rika bisa menjadi pelajaran buat masyarakat tentang ancaman bahaya tindak kejahatan yang masih mengintai khususnya bagi kaum perempuan.

“Jadi kita selalu lebih waspada dan untuk kasus ini segera ditemukan pelakunya, usut tuntas apa saja motif dan melatarbelakangi kekejian pelaku sampai bisa berbuat demikian. Adili pelaku dengan dengan seadil-adilnya dengan ganjaran hukum setimpal,” harapnya.

Tidak lupa Adam mendoakan sahabatnya tersebut meninggal dalam keadaan husnulkhatimah, diampuni seluruh kesalahannya.

“Semoga surga ganjaran terbaik untuk almarhum sahabat kami Rika dan untuk keluarga kawan-kawan sekitarnya, orang- orang yang disayangi semoga diberi ketabahan keikhlasan menerima takdir Allah SWT,” ujarnya.

“Kami mahasiswa Stiper selalu di samping saudari kami almarhum Rika dan keluarga,kami kawal kasus ini sampai tuntas,” pungkas demisoner presiden mahasiswa ini.

Dugaan Pemerkosaan

Jasad Wanita Muda di Hutan Hangkingkin HST: Pamit Balikan HP, Menwa Itu Diduga Dibunuh

Sore itu menjadi kali terakhir Rika Safitri terlihat. Kepada keluarganya, Rika pamit bertolak menuju Barabai.

"Keluar menunggangi Scoopy merah. Hendak ke Barabai Darat, Hulu Sungai Tengah (HST)," ujar Raisya Halimah, kakak Rika.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

HALAMAN
12
Komentar
Banner
Banner