Kalsel

Pembangunan Gedung Bakeuda Banjarmasin Korbankan Rumah Warga

apahabar.com, BANJARMASIN – Pembangunan gedung Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kota Banjarmasin membawa musibah bagi warga Jalan…

Featured-Image
Pembangunan gedung Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kota Banjarmasin membawa musibah bagi warga Jalan Pramuka, Banjarmasin Selatan. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Pembangunan gedung Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kota Banjarmasin membawa musibah bagi warga Jalan Pramuka, Banjarmasin Timur.

Khususnya mereka yang bermukim di Kompleks Palm View Residence. Permukiman ini hanya berjarak selemparan batu dari proyek itu. Bahkan hanya terpisah tembok.

Dari pantauan bakabar.com, sejumlah rumah warga mengalami keretakan. Dari bagian luar hingga dalam. Keadaan itu tentu mengganggu aktivitas keseharian mereka.

Salah satunya dirasakan oleh Hj Miliani. Pemilik rumah paling ujung kompleks ini mendapatkan dampak aktivitas proyek dan telah merugikannya, yakni beberapa tembok di rumahnya retak.

Selain itu pengerjaan konstruksi juga sangat mengganggu pada malam hari, yang mana jam kerjanya hingga larut malam melewati pukul 00.00 Wita.

"Memang terganggu, selain membuat retak bangunan. Aktivitas pembangunan ini dilakukan hingga larut malam, jadi sulit tidur dan apa lagi ada getaran yang cukup keras," ujarnya.

Merespons keluhan warga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin beserta kontraktor langsung mengontrol tempat kejadian.

Hasil pemeriksaan, pihaknya menyimpulkan terdapat 4 rumah terdampak pengerjaan proyek pembangunan gedung Bakeuda Banjarmasin.

"Kita mohon maaf atas adanya kurang nyaman dengan proyek di sebelah," ucap Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Banjarmasin Agus Suyatno.

Dari hasil pemantauan, retakan yang timbul di beberapa rumah warga diisebutnya tidak terlalu signifikan. Rata rata retakan berukuran seperti rambut.

"Tidak ada retak yang konstruksi dan infrastuktur," tegasnya.

Meski begitu, PUPR berjanji segera menepati beberapa permintaan warga dalam proyek pembangunan selama berlangsung.

Warga, kata Agus, memohon untuk tidak bekerja dalam waktu lama atau lembur hingga malam hari.

Karena saat itu pekerja khusus menusuk tiang pancang sehingga menimbulkan kebisingan yang ditimbulkan mesin.

Namun sekarang tidak ada lagi pekerjaan berat seperti tiang pancang.

"Kita tahan untuk tidak bekerja di malam hari lagi," pungkasnya.

Kemudian, lanjut dia PUPR, juga segera memperbaiki retakan yang timbul gara-gara pembangunan proyek. Mekanisme ini selalu melekat dalam setiap kegiatan PUPR.

Dalam perbaikan, PUPR akan mendiskusikannya dengan kontraktor. Dari hasil foto dan pemantauan di lapangan.

"Tanggung jawab kita melaksanakan perbaikan. Di PUPR hal ini hal biasa, karena di setiap pembangunan pasti ada dampak," tuturnya.

Sementara itu, Manajer Teknik PT Pelita Andika Ambar Lestari Edy Faisal lantas merincikan dari empat rumah ini tidak semua yang rusak berat.

Bahkan tidak semua rusak akibat pembangunan proyek. Ada yang dari asal karena umur bangunan cukup tua. Kerusakan bergantung kualitas bangunan itu sendiri.

"Yang asal retak ada terus menambah karena ada getaran proyek. Tapi kita perbaiki," imbuhnya.

Dalam proses perbaikan, kata dia ditargetkan selesai 2 pekan. Perbaikan pun lebih dahulu dirapatkan untuk persiapan material.

"Tidak harus menyelesaikan proyek ini," katanya.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner