bakabar.com, BARABAI – Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) mengakui belum maksimal memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. Hal itu dipicu kurangnya dokter yang berasal dari Bumi Murakata.
Hal itu disampaikan Bupati HST, HA Chairansyah saat bersilaturahim dengan para habaib, alim ulama dan tokoh agama di Pondok Pesantren Muhajirin, Pemangkih Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU).
“Penyebab utamanya adalah Pemkab HST masih kekurangan tenaga dokter, khususnya untuk di puskesmas-puskesmas,” kata Chairansyah Sabtu (12/10).
Alasan lainnya, kata Chairansyah, dokter yang tersedia yang rata-rata bukan asli HST. Akibat dari itu, setiap hari besar, liburan dan khususnya pada lebaran, di puskesmas bahkan di rumah sakit tidak ada dokter karena cuti, pulang kampung dan alasan lain.
Sehingga sewaktu itu, masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan akan mengalami kesulitan.
Saat menjabat sebagai orang nomor 2 di HST, Chairansyah dan mantan Bupati HST, H Abdul Latif membuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM) yang meliputi bidang kesehatan dan pendidikan.
"Untuk mengatasi kekurangan dokter tersebut, di awal kepemimpinan bersama Bapak H. Abdul Latif kami membuat kebijakan Program Dokter Banua, yaitu memberikan beasiswa kepada siswa di HST yang lulus untuk kuliah di fakultas kedokteran sebanyak 5 orang untuk setiap tahunnya, sehingga dalam 5 tahun masa kepemimpinan kami, akan mencetak 25 dokter Banua," kata Chairansyah.
Meminjam catatan Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) HST, sebanyak 19 orang mahasiswa yang memperoleh beasiswa belajar di kedokteran.
Pada awal kepemimpinannya itu pada 2014, 2 mahasiswa, di 2015 sebanyak 3 mahasiswa. Meningkat di 2016 sebanyak 5 mahasiswa dan pada 2018, sebanyak 9 mahasiswa yang mendapat beasiswa.
Teranyar, 2019 ini Pemkab HST memberi beasiswa kepada 6 mahasiswa berprestasi namun kurang mampu dalam hal biaya.
Dengan jumlah sebanyak 25 mahasiswa yang mendapat beasiswa itu, target selama kepemimpinannya telah tercapai.
Walaupun program itu sudah mencapai target, Chairansyah berharap siapapun yang menjadi Bupati HST setelah masa kepemimpinannya berakhir, tetap bisa meneruskan program itu.
"Melalui program dokter Banua ini, harapannya pelayanan kesehatan kepada masyarakat di HST akan lebih maksimal, karena penerima beasiswa kedokteran ini syaratnya harus kembali ke HST dan mengabdi di daerah kelahirannya, dengan kata lain ibarat kami menanam pohon, buahnya untuk masyarakat HST," kata Chairansyah.
Baca Juga: ABK TB Selwin Tewas Dalam Kamar Mesin, Rekannya Temukan Kejanggalan
Baca Juga: Jelang Pelantikan Jokowi, Polisi Intensifkan Razia di Batola
Reporter HN Lazuardi
Editor: Muhammad Bulkini