Kalsel

Pasien Pulang Sendiri, Dirut RSUD Ratu Zalecha Martapura Beri Klarifikasi

apahabar.com, MARTAPURA – Video pasien yang keluar dari rumah sakit tanpa dilayani oleh tenaga medis Rumah…

Featured-Image
Dirut RSUD Ratu Zalecha Martapura, Tofik Norman Hidayat (tengah). Foto-apahabar.com/HendraLianor

bakabar.com, MARTAPURA – Video pasien yang keluar dari rumah sakit tanpa dilayani oleh tenaga medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura viral di media sosial.

Peristiwa ini diduga terjadi akibat kesalahpahaman antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien.

Ada dua video yang beredar di media sosial. Video pertama memvisualkan dari kamar inap menuju keluar berdurasi 49 detik.

Tampak seorang pasien anak perempuan masih berbaring di ranjang dengan paha diperban. Sedangkan yang mengambil video tampak mendorong sendiri ranjang roda tersebut menuju keluar kamar.

"Kita membawa saurang haja. Kita bayar lunas di Rumah Sakit Ratu Zalecha. Kadada pelayanannya ini, kita bayar cash 26 juta 6 ratus ribu," suara pria yang mengambil video.

Sedangkan di video kedua berdurasi 51 detik, tampak pasien sudah berada di depan pintu mobil ambulans dan dibantu petugas rumah sakit memasukkan ke dalam mobil untuk dibawa pulang.

Informasi dari pihak rumah sakit dan pihak keluarga, pasien merupakan anak perempuan usia 14 tahun yang mengalami patah kaki kanan akibat kecelakaan.

Dia merupakan warga Desa Penggalaman, Kecamatan Martapura Barat. Pasien ini menjalani perawatan di rumah sakit selama 4 hari sejak 5 hingga 8 November.

Usai menjalani operasi Sabtu 6 November, dua hari setelahnya pihak dokter memberitahu pasien boleh pulang dan disetujui oleh keluarga pasien. Pada hari ini itu juga, infus dan sebagainya sudah dicabut dari tubuh pasien.

Ayah pasien, Syamsul (42), mengatakan pada Senin (8/11) itu dia tidak punya uang cukup untuk membayar biaya rumah sakit yang totalnya kurang lebih Rp 26,1 juta.

"Saat itu saya punya uang sekitar 16 juta lebih, dan sempat meminta agar sisanya dijaminkan dengan surat berharga, tetapi pihak rumah sakit tidak mau. Saya tidak masalah karena itu mungkin sudah aturannya. Karena saya pikir hanya sekitar 100 - 200 ribu saja biaya tambahan, sehingga menambah lagi satu malam menginap," ujarnya saat dihubungi via seluler.

Alhasil, di hari kedua, dia dapat melunasi tagihan. Namun dia terkejut karena ada biaya tambahan sekira 500 ribu dengan total keseluruhan Rp 26,6 juta.

"Saya datang ke kasir minta rincian apa saja tambahannya, ternyata termasuk ada konsultasi dokter. Padahal tidak ada konsultasi. Cuma karena hati ini sudah ingin cepat keluar, ya, saya bayar langsung cash. Selesai bayar tidak dilayaninya lagi. Seandainya anak saya bisa jalan tidak papa, saya bingung mau membawa seperti apa, karena patah kaki takut kalau salah membawa,"paparnya.

Setelah menunggu beberapa waktu hingga sempat mengecek ke luar, dia mengaku melihat beberapa petugas sedang main Hp. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar sendiri dengan mendorong ranjang roda tanpa dibantu petugas rumah sakit.

"Sambil mendorong ranjang keluar saya video mereka yang santai. Saya hanya mengeluhkan pelayanan tidak maksimal. Bukannya ingin viral, tapi supaya ada pembenahan," tandasnya.

Sementara, Dirut RSUD Ratu Zalecha Martapura Tofik Norman Hidayat kepada wartawan menyayangkan viralnya video tersebut. Menurutnya video itu dapat mencoreng nama baik rumah sakit dan dapat dijerat dengan undang-undang ITE.

Ia menjelaskan peristiwa tersebut karena adanya kesalah pahaman antara petugas dan keluarga pasien. Masalah itu, kata dia, bisa diselesaikan dengan bicara baik-baik.

"Kami ada aturan-aturan rumah sakit yang harus diikuti di mana tercantum lengkap antara hak dan kewajiban antara pasien dan rumah sakit," ungkapnya.

Ia melanjutkan pasien saat menginap tambahan satu malam itu tetap dilayani sesuai aturan, meskipun infus dan sebagainya sudah dicabut.

"Yang menjadi mis komunikasi karena pasien ini sehari sebelumnya sudah dipersiapkan pulang. Jadi infusnya sudah dilepas. Karena aturan rumah sakit ada lagi biaya tambahan biaya menginap, tapi sebetulnya pasien itu masih diberi makan, perawatan, dokternya juga masih membesuk," kata Tofik.

Menurutnya, meskipun pihak keluarga tidak meminta, tapi secara SOP pihak rumah sakit tetap harus melakukan visitase pasien, dan harganya juga sudah ditentukan.

"Seandainya pihak keluarga keberatan untuk divisiter, itu tidak bisa karena sudah jadi SOP-nya rumah sakit. Untuk biaya kamar itu memang benar Rp 100 ribu, tapi kan dalam satu hari itu ada pemeriksaan, visiter dokter dan lainnya," tandasnya.

Terkait pulangnya pasien yang mendorong sendiri, Dirut RS Ratu Zalecha menyebut pada waktu itu keluarga pasien tidak bilang ingin langsung pulang, sehingga terjadi kesalahpahaman.

"Dari informasi kepala ruangan keperawatan, mereka pulang kada bapadah (tidak bilang). Tapi kan langsung diambil perawat. Makanya itu kan di video kedua sudah ada perawat yang membantu naik pasien ke mobil," terangnya.

Terkait permasalahan ini, pihaknya juga sudah mengirim surat ke pihak keluarga untuk mengklarifikasi permasalahan yang sebenarnya agar semuanya dapat diselesaikan dan tidak ada yang dirugikan.



Komentar
Banner
Banner