bakabar.com, BANJARMASIN – Jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin naik signifikan. Tak tanggung-tanggung, jumlah korban gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut naik dua kali lipat dibanding 2018 lalu.
“Tercatat dari Januari – awal Februari 2019 pasien DBD yang dirawat inap di RSUD ada 65 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2018 hanya 104 orang,” kata Direktur Utama RSUD Ulin Banjarmasin, Suciati kepada awak media, Kamis (7/2).
Mewabahnya pasien DBD, menurut Suci terjadi sejak penyakit demam berdarah menyerang sebagian wilayah Banjarmasin karena pengaruh cuaca ekstrem dan lantaran faktor lingkungan masyarakat yang kurang sehat.
Dan pasien yang datang kebanyakan adalah anak-anak berusia 2-10 tahun. Gejala awalnya, rata-rata demam tinggi.
“Alhamdulillah untuk tempat penampungan pasien DBD tercukupi, karena anak-anak kami kumpulkan dalam satu ruangan khusus mereka,” terangnya.
Oleh karenanya, kenaikan jumlah pasien tersebut memaksa petugas rumah sakit milik Pemprov Kalsel itu harus bekerja ekstra keras. Sebab, kata dia, pasien yang menjalani perawatan intensif mesti menjalani rawat inap minimal sepekan lamanya.
Baca Juga:Komisi IV DPRD Banjarmasin: Jika Ada Laporan Kasus DBD Dinkes Harus Segera Tindak Lanjuti
“Apabila demam tingginya sudah mulai normal, maka kami izinkan mereka pulang,” ucapnya.
Mengantisipasi meningkatnya wabah DBD, ia mengimbau setiap keluarga harus mengendalikan jentik-jentik nyamuk (larva) dengan melakukan gerakan 3M Plus.
“Karena curah hujan ini diperkirakan sampai Maret, maka kebersihan lingkungan harus dijaga untuk mencegah wabah DBD menyerang keluarga,” terangnya.
Sementara, salah satu keluarga pasien, Son Haji tak menyangka buah hatinya bernama Humairah terkena DBD sejak 9 hari lalu. Anak keduanya itu kini dirawat intensif sejak empat hari yang lalu.
“Kami tidak tahu penyebabnya karena saya yakin lingkungan rumah bersih dan jauh dari jentik-jentik nyamuk,” tegasnya.
Baca Juga:Jangan Sepelekan DBD di Banjarmasin
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah