bakabar.com, BANJARMASIN – Tim dari Aksi Cepat Tanggap dan Masyarakat Relawan Indonesia (ACT-MRI) mulai memeriksa kesehatan sejumlah korban terdampak banjir Tanah Bumbu. Pemeriksaan dilakukan pascabanjir yang kini beranjak surut sejak akhir pekan lalu.
“Setelah tinggal di pengungsian selama beberapa hari, kami khawatir kondisi kesehatan warga terganggu,” terang Retno Sulisetiyani dari tim ACT Kalsel dalam keterangan resminya kepada bakabar.com, Kamis (20/6).
Baca Juga: Layanan Air Bersih ACT Temani Pemulihan Banjir Kotabaru
Saat ini sejumlah warga terdampak mulai kembali ke rumah mereka masing-masing.
Hampir sepekan digelar, tercatat sebanyak 54 warga mengikuti layanan kesehatan gratis itu. Sebagian besar, kata Retno, adalah para lansia.
"Mereka mengeluhkan beberapa penyakit. Penyakit yang kita sudah identifikasi di antaranya adalah hipertensi, gatal-gatal, sakit kepala, mual, dan jadi lebih sering merasa ingin buang air kecil," ujarnya.
Tim medis langsung menangani keluhan warga tersebut dengan memberikan obat-obatan. Selama bencana terjadi, obat-obatan memang tersedia dari puskesmas, namun jumlahnya terbatas.
Adapun, pelayanan kesehatan dilakukan di dua desa, antara lain Desa Sungai Rukam dan Desa Anjir Baru. Di Desa Sungai Rukam, banjir sudah surut hanya menyisakan 10 rumah terdampak.
"Terima kasih ACT dan MRI untuk bantuannya kepada kami di Desa Sungai Rukam, terlebih untuk kerja sama tim dengan posyandu kami," ujar Sekretaris Desa Sungai Rukam, Tanwirul Anwar.
Meski masih ada 10 rumah yang terendam di desa tersebut, warga dilaporkan sudah kembali beraktivitas normal dan kondisi desa kini mulai relatif aman. Warga, kata dia, juga sudah tidak ada lagi yang tinggal di pengungsian.
"Dengan adanya tanggul jadi lebih aman ketika banjir. Tapi perlu lebih tinggi lagi tanggulnya. Karena sekarang ini rendah. Untuk ke depan, tanggul sebagai jalan poros perlu juga kita perkuat lagi, karena belum kokoh. Karenanya sekarang 10 keluarga masih terdampak," jelas Tanwirul.
Ia menambahkan, ada 600 jiwa yang terdampak banjir di Desa Sungai Rukam dan mayoritasnya adalah petani.
Otomatis ketika banjir datang, lahan pertanian mereka total seluas 400 hektare, juga ikut terendam. Akibatnya sudah dapat dipastikan, lahan yang sudah siap panen tersebut kini mesti gagal panen akibat banjir.
Baca Juga: ACT Menembus Daerah Terisolir Banjir Konawe Utara
Editor: Fariz Fadhillah