bakabar.com, MARTAPURA - Pasar terapung Lok Baintan adalah pasar khas Banjar yang masih lestari hingga kini. Keunikan pasar ini menjadikannya sebagai destinasi wisata yang tidak terlewatkan bagi para turis ketika berkunjung ke Kalimantan Selatan.
Aksi jual beli yang digelar di atas sungai ini disinyalir sudah ada sebelum kerajaan Banjar berdiri. Semula, keberadaan pasar semacam ini mudah ditemukan di berbagai wilayah Kalimantan Selatan, terutama di wilayah kependudukan yang memanfaatkan sungai sebagai urat nadi.
Seiring kemajuan zaman, terutama berpindahnya jalur utama transfortasi ke jalur darat, maka hingga saat ini hanya sedikit pasar terapung yang masih eksis. Satu di antaranya adalah Pasar Terapung Lok Baintan ini.
Pasar terapung Lok Baintan sendiri terletak di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Pasar ini seolah mempresentasikan kehidupan orang Banjar bahari (zaman dulu), sehingga menjadikannya magnet bagi para turis untuk datang menyelami kehidupan masyarakat Banjar tempo dulu.
“Saya sudah sangat sering mengajak wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Orang-orang penasaran ingin melihat bagaimana berjualan di atas perahu (jukung, red). Semua orang yang datang ke Banjarmasin pasti tertarik untuk datang melihat pasar terapung,” kata Richie, tour operator lokal dari RR Tour Travel.
Menurutnya, eksistensi pasar terapung harus dijaga dan dikembangkan, jangan sampai hilang. Karena diungkapkan Richie, hanya ini wisata bahari yang mampu menunjukkan budaya Banjar dan sangat dilirik orang luar untuk datang ke Banjarmasin.
“Kesan keseluruhan orang berpendapat ini bagus, unik, dan langka. Sebuah aktivitas jual belinya di atas perahu hanya ada satu-satunya di Indonesia,” tuturnya.
Richie khawatir dengan keadaan penjualnya yang minim regenerasi, sehingga dikhawatirkan 10 tahun ke depan, jika tidak ada perhatian serius pemerintah, destinasi ini akan hilang.
“Sebenarnya tidak masalah jika akses ke tempat ini melalui darat asal diperhatikan. Seperti contoh Thailand, dia punya jalan darat namun pasar terapungnya tetap jalan. Terpenting adalah turisnya, semakin banyak turis datang maka banyak pula yang mau berjualan di sana. Semoga ini terus jadi perhatian pemerintah,” ungkap Richie.
Untuk menuju pasar terapung Lok Baintan, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 30 menit melalui jalur sungai. Yakni, mengendarai kelotok, (perahu bermesin).
Sedangkan jika menempuh jalan darat, pengunjung harus menempuh jalan yang cukup panjang. Yakni sekitar 60 menit dari pusat kota Banjarmasin.
Sampai di pasar Terapung Lok Baintan, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang tak biasa. Kumpulan jukung yang jumlahnya tidak sedikit terlihat berdempetan di sungai. Di antara mereka ada yang menjajakan hasil bumi berupa sayur, buah, kue khas Banjar, hingga makanan siap saji seperti Soto Banjar.
Hal unik dan juga masih lestari di Pasar Terapung Lok Baintan adalah jual beli dengan sistem barter antar pedagang. Mereka saling mengisi kebutuhan sehari-hari mereka dengan pertukaran barang dengan barang yang menurut mereka dianggap sepadan.
“Ini tidak seperti di Bali. Keunikannya membuat saya ingin datang ke Banjarmasin, untuk merasakan langsung bagaimana proses berdagang orang Banjar di atas sungai,” sebut Made, wisatawan asal Bali.
Baca Juga: Sambut Musim Hujan, PT Baramega Citra Mandiri Persada Sosialisasikan Rehabilitasi DAS
Baca Juga: Pengakuan Khilafatul Muslimin Soal Dasar Negara Diragukan, Pakem: Kami Akan Uji
Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Muhammad Bulkini