bakabar.com, BANJARMASIN - Proses pemantauan hilal di Hotel Zuri Express Banjarmasin telah dilakukan, Rabu (22/3) petang.
Hasilnya, hilal tak terlihat karena tertutup awan.
"Posisi Kalsel tertutup awan. Jadi tidak terlihat," ucap Kakanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tamrin.
Proses pemantauan hilal yang dilakukan oleh Tim Rukyat sebanyak 28 orang tersebut dilakukan dengan menggunakan teleskop di lantai sembilan Hotel Zuri Express Banjarmasin.
Sesuai pemantauan hilal dilakukan tepat saat matahari terbenam pukul 18.32 Wita. Kemudian terbenam bulan 19.07 Wita.
"Tetapi sekali lagi untuk Kalsel ada awan yang tebal. Ini posisinya dari air laut hingga memungkinkan untuk tidak terlihat," katanya.
Meski tak terlihat, dari hasil perhitungan Tim Hisab Rukyat Kalsel bahwa ketinggian hilal pada saat matahari terbenam yaitu 7° 46' 47" atau berada di atas ufuk.
Kemudian, kata Tamrin, hasil pantauan hilal akan tetap dilaporkan ke Kementerian Agama sebagai bahan untuk Sidang Isbat 1 Ramadan 1444 H malam nanti.
"Jadi kita akan mendengarkan keputusan Mentari Agama. Insya Allah tahun ini ibadah puasa kita laksanakan bersamaan," ujarnya.
Selain di Banjarmasin, kata Tamrin, pemantauan hilal juga dilakukan di sejumlah lokasi di Kalsel.
Misalnya Pantai Takisung, Tanah Laut dan kawasan Pamangkih, Hulu Sungai Tengah (HST).
"Kalau untuk se Indonesia ada 124 titik pantauan. Banjarmasin salah satunya," sebutnya.
Meski tak terlihat, ia menyebut dari hasil perhitungan Tim Hisab Rukyat Kalsel bahwa ketinggian hilal saat matahari terbenam pada pukul 18.32 Wita kemarin yaitu 7° 46' 47" atau berada di atas ufuk.
“Tim Hisab Rukyat Kalsel tentu menghitung dengan keilmuan mereka,” imbuhnya.
Ketua Tim Hisab Rukyat Kalsel, Fahrin memaparkan berdasarkan perhitungan data astronomis yang dilakukan, tinggi bulan hakiki saat terbenam matahari pada pukul 18.32 yaitu lebih 7 derajat.
Lantaran tertutup awan, maka hilal tak terlihat, meski diteropong.
“Kalau tak tertutup awan, bulan sabit bisa terlihat meski tanpa teleskop," tutupnya.