bakabar.com, BANJARBARU - Komisi I DPRD Kota Banjarbaru melakukan kunjungan ke SMPN 14 Kota Banjarbaru di Jalan Trikora, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kamis (27/10).
Ketua Komisi l DPRD Kota Banjarbaru H Takyin Baskoro mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka mengecek pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan kurikulum merdeka.
"Tidak hanya SMP tapi juga SD kita kunjungi. Untuk SD sudah. Tujuan kunjungan untuk melihat dari dekat sejauh mana proses belajar mengajar dilaksanakan dengan baik,” ucap Baskoro, sapaan akrabnya.
Menurut Baskoro, pelaksanaan pembelajaran kurikulum terbaru itu sudah sangat baik diterapkan di SMPN 14. Pasalnya, praktik di lapangan sangat bagus.
“Praktek di lapangan yang kita lihat itu bagus. Kita harapkan setelah diskusi nanti, program-program di sekolah ini juga baik,” katanya.
Komisi I, sebutnya, akan melakukan diskusi mendalam dengan pihak sekolah juga Dinas Pendidikan. Setelahnya akan diketahui masalah apa yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran dan apa saja yang harus dievaluasi.
"Setelah diskusi kita akan tahu itu," tuntasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Dedy Sutoyo mengatakan bahwa selain melaksanakan kurikulum merdeka, SMPN 14 juga merupakan salah satu sekolah yang menjalankan program sekolah penggerak.
“Di sini kita melihat bagaimana pelaksanaan kurikulum merdeka sudah mulai diterapkan,” katanya.
Sehingga, ada beberapa penguatan pelajar pancasila yang sudah dilaksanakan, dan diharapnya penguatan itu bisa memberikan peningkatan dari sisi numerasi maupun literasi bagi peserta didik.
"Untuk tingkat SMP ada 4 sekolah penggerak, SD juga ada 4 sekolah penggerak, sedangkan TK ada 6 yang terdiri dari 4 TK negeri dan 2 swasta," rincinya.
Dijelaskannya pula, sekolah penggerak ini perlu didukung oleh guru penggerak. Tetapi sebaran antara guru penggerak dan sekolah penggerak ungkapnya memang belum ideal.
"Kami mendorong agar guru-guru yang ada di Kota Banjarbaru supaya jadi guru penggerak," inginnya.
Namun, Dedy bilang, untuk menjadi guru penggerak tidaklah mudah. Sebab, sebelumnya pihaknya sudah membuka untuk 200 pendaftar guru penggerak. Namun ternyata yang lulus hanya 12 orang guru saja.