Kalsel

Pandemi, Rp8 M Insentif Ribuan Guru Ngaji-Marbot di Banjarmasin Disiapkan

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin siap menggelontorkan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk tunjangan guru mengaji…

Featured-Image
Pemerintah menyiapkan anggaran miliaran rupiah untuk intensif guru ngaji dan marbot masjid di Banjarmasin. Foto ilustrasi: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin siap menggelontorkan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk tunjangan guru mengaji dan marbot masjid di tahun 2021.

Dana itu nantinya akan dibagikan setiap bulan. Untuk marbot masjid mendapat Rp200 ribu dan guru mengaji mendapat Rp350 ribu.

Dari data Pemkot Banjarmasin, guru mengaji yang ada di Banjarmasin terdaftar sebanyak 2000 orang. Sementara marbot masjid 200 orang.

“Besaran insentif guru ngaji dan marbot saat ini memang jadi catatan kita karena memang masih rendah ini,” ujarnya Wakil Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin, Zainal Hakim baru tadi.

Pihaknya pun berupaya memperjuangkan agar insentif bagi guru ngaji dan marbot ini bisa dinaikkan setiap tahunnya.

Namun dia tetap berharap para ustaz dan ustazah yang memberikan pendidikan Alquran serta para marbot bisa menerima kondisi saat ini mengingat kondisi pandemi Covid-19 dan pasca-banjir.

Selain untuk tunjangan kepada marbot dan guru mengaji, kata Hakim, dana anggaran tersebut juga bisa dipakai untuk pelatihan ustaz-ustazah.

“Seperti pelatihan memandikan jenazah,” ujarnya.

Sementara, Kabag Kesra Pemkot Banjarmasin HM Isa Ansari mengatakan bahwa insentif untuk ustaz-ustazah pengajar Alquran di bawah naungan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) kota belum dapat dinaikkan pada tahun ini. Termasuk juga insentif bagi marbot.

Sebagaimana diketahui, kata dia, pemerintah kota memberikan insentif setiap bulannya bagi ustaz-ustazah yang mengajar Alquran di masjid maupun TK Alquran sebesar Rp350 ribu/bulan.

Sementara itu, kata Isa, untuk marbot khusus di masjid diberi insentif Rp200 ribu/bulan.

“Tahun ini masih sama dengan tahun kemarin, anggaran kita juga terbatas, karena penanganan pandemi Covid-19 ini,” bebernya.

Dia menyebutkan, guru ngaji atau ustaz-ustazah yang diberi insentif pemerintah kota jumlahnya sekitar 2.000 orang. Sementara itu untuk marbot sekitar 600 orang, sesuai jumlah mesjid terdata di Pemkot.

Di masa pandemi Covid-19, ungkap dia, memang kegiatan belajar ngaji tidak seperti biasa berkumpul di masjid atau TK Alquran, karena semua harus menaati protokol kesehatan, yakni, jaga jarak dan menjauhi kerumunan.

“Jadi guru ngaji ngajarnya ke rumah murid, kebanyakan seperti itu,” ujarnya.

Dia pun berharap, semua orang tua dan guru ngaji agar selalu melaksanakan protokol kesehatan, tidak sampai lengah agar semua bisa sehat dan selamat dari virus Corona.



Komentar
Banner
Banner