bakabar.com, BANJARBARU – Angka kemiskinan di Kalimantan Selatan membubung beberapa bulan belakangan. Hal itu berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel.
Data BPS Kalsel, penduduk miskin di Banua pada periode Maret 2021 mencapai 208,11 ribu. Angka ini bertambah 20,24 ribu dibandingkan Maret 2020.
Kepala BPS Kalsel Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah menjelaskan jika dibanding September 2020 lalu, penduduk miskin juga bertambah. Dari 206,92 ribu, menjadi 208,11 ribu orang.
Berdasar tempat tinggal pada periode September 2020 – Maret 2021, kata dia, jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat 2,28 ribu.
“Adapun di perdesaan mengalami penurunan penduduk miskin, yakni sebanyak 1,09 ribu,” ucapnya kepada bakabar.com Senin (19/7).
Meski meningkat, tutur Yos, namun secara umum selama 2016 – 2021 tingkat kemiskinan di Kalsel terus menurun.
“Karena Maret 2016 silam, angka kemiskinan sempat mencapai 195,70 ribu. Sedang Maret 2020 turun menjadi 187,87 ribu. Setahun terakhir kembali naik,” terangnya.
Yos bilang tingkat kemiskinan Kalsel pada September 2020 sampai Maret 2021 mengalami peningkatan.
“Secara tak langsung karena pandemi Covid-19 yang mewabah sejak awal 2020,” imbuhnya.
Untuk mengukur angka kemiskinan, ujar Yos, BPS Kalsel melihat dari pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.
“Kemiskinan dilihat dari ketidakmampuan sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan. Bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran,” ujarnya.
Jika penduduk memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan, Yos menuturkan, maka dikategorikan sebagai warga miskin.
“Garis kemiskinan Kalsel pada Maret 2021 mencapai Rp503.686 per kapita per bulan,” tandasnya.