bakabar.com, BANJARBARU – Program akselerasi UMKM berorientasi ekspor (Pamor) Borneo 2022 resmi dibuka.
Di Jakarta, Pamor Borneo 2022 digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Kalimantan bersama Pemerintah Provinsi se-Kalimantan.
Program ini merupakan bentuk dukungan dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berpotensi ekspor.
Serta mendorong pariwisata domestik guna mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan.
Kali ini mengangkat tema akselerasi ekonomi inklusif bagi UMKM Kalimantan melalui rantai nilai global, akses permodalan dan digitalisasi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida Budiman mengatakan Pamor Borneo dapat membantu kepala daerah dalam meningkatkan daya saing UMKM sesuai semangat HUT ke-77 RI.
“Pulih lebih cepat bangkit lebih kuat,” katanya, Kamis (25/8).
Menurutnya, ekonomi Indonesia terdampak hebat pandemi Covid-19, termasuk UMKM. Dampaknya, berupa penurunan penjualan yang cukup signifikan.
Dijelaskan, keberlangsungan usaha UMKM di tengah pandemi Covid-19 tentunya perlu disikapi dengan perubahan dan adaptasi yang cepat terhadap situasi serta kondisi yang ada.
“Khususnya mendorong digitalisasi UMKM dan pengembangan UMKM berorientasi ekspor,” tandasnya.
Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor mengatakan UMKM merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Banua.
Di mana terdapat lebih dari 400 ribu UMKM Kalsel selama ini telah memberikan kontribusi besar sebagai penopang stabilitas perekonomian Banua.
Terlebih lagi, berbagai macam potensi yang dimiliki Kalsel memberikan ruang yang cukup besar lahirnya berbagai macam jenis UMKM di Kalsel.
Sahbirin menyebut Pamor Borneo 2022 merupakan kesempatan emas bagi UMKM Kalsel agar lebih dikenal masyarakat nasional bahkan dunia.
“Kegiatan ini diharapkan akan mendorong perekonomian daerah melalui sektor UMKM ," ujarnya.
Kegiatan Pamor Borneo sendiri berlangsung selama 5 hari, mulai 24 hingga 28 Agustus 2022.