Bisnis

Ekspor Kalsel Turun Tajam Sepanjang Maret 2025, Impor Justru Naik

Kinerja perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan menunjukkan tren beragam pada Maret 2025.

Featured-Image
Ekspor di Kalsel memurun tajam. Foto: Kompas

bakabar.com, BANJARBARU - Kinerja perdagangan luar negeri Kalimantan Selatan menunjukkan tren beragam sepanjang Maret 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat nilai ekspor turun menjadi US$800,19 juta, melemah 4,87 persen dibanding Februari 2025 yang mencapai US$841,15 juta.

Jika dibandingkan Maret 2024, penurunan jauh lebih tajam mencapai 26,16 persen dari nilai ekspor 1.083,65 juta dolar.

"Penurunan ekspor disebabkan oleh melemahnya pengiriman komoditas utama, terutama bahan bakar mineral," papar Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif, Jumat (2/5)

Bahan bakar mineral (HS 27) tetap menjadi komoditas ekspor utama dengan nilai US$657,69 juta atau 82,19 persen dari total ekspor.

Namun nilainya turun 7,66 persen dibandingkan Februari. Di sisi lain, kelompok lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) mencatat kenaikan ekspor sebesar 19,14 persen menjadi US$108,95 juta. Sementara kelompok kayu dan barang dari kayu (HS 44) mencatat nilai ekspor US$14,35 juta.

Sementara ekspor menurun, nilai impor Kalimantan Selatan justru melonjak. Pada Maret 2025, impor tercatat sebesar US$124,71 juta. Angka ini naik signifikan 26,04 persen dari Februari yang sebesar US$98,95 juta.

Meski demikian, secara tahunan, nilai ini turun 53,29 persen dibandingkan Maret 2024 yang mencapai US$266,97 juta.

Peningkatan impor ditopang oleh permintaan barang modal dan bahan baku. Kelompok bahan bakar mineral (HS 27) masih mendominasi impor dengan nilai US$85,75 juta (68,76 persen).

Disusul oleh mesin dan peralatan mekanis (HS 84) sebesar US$16,19 juta, kapal dan struktur terapung (HS 89) sebesar US$12,13 juta, mesin elektrik (HS 85) sebesar US$4,20 juta, serta bahan kimia organik (HS 29) sebesar US$2,05 juta.

Malaysia menjadi negara asal impor terbesar Kalimantan Selatan pada Maret 2025 dengan nilai US$59,00 juta, melonjak 61,10 persen dari bulan sebelumnya.

Diikuti Singapura (US$32,57 juta), Tiongkok (US$29,06 juta), Brunei Darussalam (US$1,90 juta), dan Jerman (US$0,56 juta).

Editor


Komentar
Banner
Banner