Kalsel

Pakai Scan QR, Histori Tanaman Pulau Curiak Teridentifikasi

apahabar.com, MARABAHAN – Tidak sekadar tempat pelestarian, Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah di Pulau…

Featured-Image
Ketua SBI Foundation, Amalia Rezeki, mencoba scan QR hasil karya Chandra Pratama di Pulau Curiak. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Tidak sekadar tempat pelestarian, Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah di Pulau Curiak, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batol) juga sudah menerapkan teknologi.

Teknologi dimaksud adalah pemasangan barcode untuk setiap tanaman yang berada dalam arboretum mangrove tumbuhan lahan basah.

Melalui barcode tersebut, peneliti maupun pengunjung tinggal melakukan scan QR menggunakan telepon seluler untuk mengetahui informasi tanaman.

Barcode dipasang serentak di beberapa pohon, Kamis (16/1), oleh Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Foundation dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sebagai pengelola Stasiun Riset Bekantan.

“Masih dalam rangkaian Hari Lingkungan Hidup, kami meluncurkan sistem baru dalam pengenalan koleksi tumbuhan,” papar Amalia Rezeki, SBI Foundation.

Sistem tersebut merupakan hasil karya Chandra Pratama, mahasiswa semester akhir Program Studi Pendidikan Biologi ULM.

“Dengan sistem tersebut, pengunjung tinggal melakukan scan barcode menggunakan telepon seluler masing-masing. Selanjutnya muncul sejumlah informasi mengenai tumbuhan tersebut,” jelas Chandra.

Adapun jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di kawasan ini antara lain rambai, bintaro, jingah, beringin, putat, piai, kelakai, jeruju, bakung dan pipisangan.

Diisi tumbuhan lahan basah berbagai spesies, arboretum mangrove bukan hanya menjadi tempat pelestarian.

Kawasan ini juga dijadikan tempat pendidikan dan pengenalan jenis-jenis mangrove kepada mahasiswa, peneliti dan masyarakat.

Sejak diresmikan Rektor ULM, Prof Dr H Sutarto Hadi, di pertengahan Juli 2018, Stasiun Riset Bekantan sudah beberapa kali dikunjungi wisatawan mancanegara.

Pun setiap tahunnya SBI juga menggelar kegiatan yang diberi nama summer course dan internship program untuk pelajar maupun mahasiswa.

Untuk menuju Pulau Curiak, pengunjung dapat menyewa kelotok yang setiap hari mangkal di bawah Jembatan Barito.

Baca Juga: Tunjangan Tenaga Kesehatan di Kotabaru Bakalan Naik

Baca Juga: Tahun Ini, Banjarmasin Bakal Bangun Belasan Jembatan Lengkung

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner