bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah mesti bergerak cepat. Belum surut banjir, pengungsi di Banjarmasin kini mulai terserang penyakit. Belum lagi Covid-19 masih mengintai.
Pantauan bakabar.com, mereka umumnya terserang penyakit kulit lantaran kerap bersentuhan langsung dengan air. Salah satunya di lokasi pengungsian Terminal Km 6 Banjarmasin. Kawasan ini menampung sebanyak 504 jiwa dengan 105 kepala keluarga (KK).
"Umumnya yang disampaikan pengungsi adalah masalah gatal gatal. Itu yang banyak terjadi," ucap Kepala UPTD Terminal Tipe B Dinas Perhubungan Kalsel, Rusma Khazairin, Rabu (20/1) siang.
Kesehatan pengungsi jadi prioritas utama yang mesti ditangani cepat pemerintah. Posko kesehatan mulai didirikan di lokasi pengungsi. Waktu pelayanannya, pukul 10.00 hingga 12.00, atau dua jam tiap harinya.
Namun durasi waktu tersebut tak cukup untuk melayani pengecekan ratusan pengungsi.
Menyiasati itu, petugas kesehatan menyiapkan sejumlah skema. Pengungsi yang terserang sakit akan dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan bantuan relawan.
"Kita on call dan mereka akan datang ke sini, yang bersifat darurat," pungkasnya.
Beruntung kata dia hingga sekarang belum ada pengungsi yang dinilai perlu dilarikan ke rumah sakit.
"Ada satu anak anak karena tidak memakai alas kaki lalu terkena pecahan kaca luka dan dilakukan jahit di sini," ucapnya.
Salah satu faktor lain pengungsi di Terminal Tipe B rawan terinfeksi penyakit lantaran didominasi lansia.
"Campuran tapi lansia cukup banyak, tapi kami masih mendata karena setiap hari ada update," katanya.
Sementara itu, beberapa pengungsi mengeluh sakit seperti meriang, flu, batuk dan gatal-gatal.
“Sudah beberapa terakhir ini tidak enak badan. Anak juga begitu. Cuman minum obat paracetamol sama pakai minyak kayu putih,” ucap Nurhayati (53), warga Pemurus Luar.
Enam hari di pengungsian, dirinya belum memeriksakan kondisi kesehatannya ke posko kesehatan atau poskes lantaran jam operasional terlalu singkat.
“Posko kesehatan ada tapi cuma buka dua jam. Periksanya rebutan, kita tidak sempat,” keluhnya.
Senada dengan Nurhayati, keluhan serupa dirasakan Rusita (55), warga Gang Tanjung Pura, RT 28.
Rusita sudah dua hari terakhir berada di pengungsian. Saat ditemui bakabar.com, suara Rusita sudah tak terdengar. Kondisi badan sudah tak lagi fit. Ia hanya bisa minum obat yang tersedia agar tetap bisa bertahan.
“Tidak bisa periksa di posko lagi. Dua jam saja petugasnya ada. Setelah itu pulang,” imbuhnya.
Ribuan Warga Terdampak Banjir di Banjarmasin, Berikut Data Lengkapnya