Sepekan belakangan, kelangkaan elpiji 3 kilogram mendera warga di Kalimantan Selatan.
Banyak warga berteriak kesulitan mencari gas melon. Gas di pangkalan kerap kosong.
Kalaupun ada, harganya selangit. Di level eceran, bahkan bisa tembus Rp50 ribu. Khususnya di Banjarmasin.
Tentunya, harga ini tak wajar. Dan melanggar hukum. Pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp17.500.
Lantas apa yang terjadi. Apakah ada permainan oleh oknum yang tak bertanggungjawab di balik kelangkaan ini?
“Bukan kelangkaan bukan ada permainan. Ini kendalanya adalah distribusi,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Rifai didampingi Kasubdit 1 Reskrimsus, AKBP Suyitno, Selasa (16/2).
Suyitno berani menjamin tak ada permainan. Karena ia tahu persis pangkal persoalan kelangkaan elpiji subsidi ini.
Sekali lagi, penyebabnya, kata dia, adalah rantai distribusi. Mandeknya pendistribusian menyusul rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan di sejumlah daerah akibat banjir.
Seperti diketahui, akibat banjir Kalsel Jalan Lingkar Utara (Gubernur Syarkawi) lumpuh.
Belum lagi, penurunan kapasitas Jembatan Sungai Salim di Kilometer 55 perbatasan Mataraman-Astambul, Kabupaten Banjar.
Sementara, Depo Pertamina berada di Kabupaten Barito Kuala. Tepatnya di pinggiran Sungai Barito kawasan Jembatan Barito.
“Sedang SPBE pengisian ada yang Lingkar Selatan, Basirih, Gambut, termasuk di Jalan Gubernur Syarkawi yang rusak. Ini penyebabnya,” bebernya.
Dari informasi yang ia dapat, bahwa penurunan suplai gas elpiji ini mencapai 25-30 persen dari kondisi normal.
“Tanggal 14 jalan putus, SPBE hanya mampu melayani 25-30 persen dari normal. Inilah yang menjadi sulit. Sebenarnya kalau mau cepat diurai jalannya, bagaimana. Siapa yang punya jalan?” tanya Suyitno.
Menurutnya, itulah sebab mengapa elpiji menjadi langka di Kalimantan Selatan.
Sebenarnya ada jalur alternatif yang bisa dipakai. Yaitu Jalan tambang PT Talenta Bumi. Yang menghubungkan antara Batola dan Banjar.
Namun, yang membuatnya heran jalan itu malah mau ditutup. Padahal ujar Suyitno jalan itu bisa jadi solusi. Setidaknya untuk mengurai distribusi ke wilayah Banua Anam, atau hulu sungai.
“Tadi pagi infonya Jalan Talenta mau ditutup mulai esok. Kalau bisa itu diperpanjang karena jembatan di Mataraman sudah dibuka namun terbatas,” jelasnya.
Suyitno bilang anggotanya sudah mencoba berkoordinasi dengan Pemprov Kalsel. Dalam hal ini Sekda dan Dishub Kalsel.
Tutup mulai besok di halaman selanjutnya….