bakabar.com, MARABAHAN – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, mulai mengganggu pengguna jalan dari Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya.
Dalam beberapa bulan terakhir, kebakaran terus menghantui Barito Kuala. Paling parah terjadi di Kecamatan Jejangkit, Kuripan, Tabukan, Marabahan, Rantau Badauh, Bakumpai, Alalak dan Mandastana.
Titik kebakaran pun mulai mendekati Jalan H Hasan Basri dan Jalan HM Yunus yang merupakan jalan penghubung utama Marabahan dengan Banjarmasin.
Akibatnya jalanan pun ditutupi kabut asap, terutama pagi hari ketika banyak warga berlalu-lalang.
“Dalam sebulan terakhir, jalan dari Banjarmasin ke Marabahan memang sudah ditutupi kabut asap. Namun kondisi paling parah terjadi, Jumat (13/9),” papar Yoga Dinata, warga Kecamatan Alalak yang bekerja di Marabahan.
“Jarak pandang cukup pendek, antara 2 hingga 3 meter. Akibatnya banyak pengendara motor yang memilih berhenti. Untungnya kawasan-kawasan yang berkabut tebal tidak terlalu panjang,” imbuhnya.
Berdasarkan pantauan Sensor MODIS dan Satelit NPP dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan per 12 September 2019, asap yang menyelimuti jalan utama tersebut berasal dari Kecamatan Jejangkit dan Cerbon.
Khusus di Cerbon, Damkar Batola dan pemadam swadaya mesti berjibaku hingga pukul 04.00 untuk menjinakkan api di Desa Sungai Rasau dan Simpang Arja, Jumat (13/9).
Sementara titik api lain tersebar di Kecamatan Marabahan, Bakumpai, Tabukan dan Kuripan. Keterbatasan air menjadi kendala utama pemadaman, terutama di desa-desa yang berjarak cukup jauh dari Sungai Barito.
Baca Juga:14 Hari Beroperasi, Kabupaten Banjar Tercatat Menjadi 'Pelanggar' Lalu Lintas Terbanyak
Baca Juga:Siang Bolong, Lahan Kosong Sekitar Syamsudin Noor Terbakar
Baca Juga: Kecewa dengan Kepsek, Puluhan Ortu Siswa Datangi Polresta Banjarmasin
Baca Juga: 48 Remaja Terjaring Operasi Patuh di Batola
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif