Bisnis

NTP Kalsel Turun, Sektor Perkebunan Rakyat Paling Tertekan

Kinerja sektor pertanian di Kalimantan Selatan mengalami tekanan pada April 2025.

Featured-Image
NTP Kalsel pada April 2025 menurun. Foto: BPS Kalsel

bakabar.com, BANJARBARU - Kinerja sektor pertanian di Kalimantan Selatan mengalami tekanan sepanjang April 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) turun 4,77 poin menjadi 114,94 dibandingkan Maret 2025 yang berada di level 120,69.

Penurunan ini menandai melemahnya daya beli petani terhadap barang dan jasa, serta biaya produksi.

Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif, menjelaskan penurunan NTP disebabkan oleh dua faktor utama. Yakni kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,59 persen dan turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 3,25 persen.

"Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan dari sisi pendapatan petani, sementara beban biaya justru meningkat," jelasnya, Jumat (2/5).

Penurunan terjadi hampir di seluruh subsektor. Kecuali subsektor perikanan tangkap yang justru mencatatkan kenaikan NTP sebesar 0,96 persen.

Penurunan terdalam terjadi pada subsektor yanaman perkebunan rakyat dengan penurunan signifikan sebesar 7,96 persen.

Ironisnya, meski mencatat penurunan terbesar, subsektor tanaman perkebunan rakyat masih mencatatkan NTP tertinggi pada April 2025, yakni sebesar 142,22.

Pada bagian lian, subsektor perikanan tangkap memiliki NTP terendah dengan nilai 98,03, berada di bawah ambang batas impas (100) yang menandakan usaha belum menguntungkan.

Dari sisi tahunan (year-on-year), NTP April 2025 masih tumbuh 0,61 persen dibandingkan April 2024.

"Ini menunjukkan bahwa secara umum kesejahteraan petani masih lebih baik dibandingkan tahun lalu, meski terdapat fluktuasi bulanan," papar Mukhanif.

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP), yang hanya mempertimbangkan biaya produksi dan investasi, juga menjadi indikator penting untuk mengukur profitabilitas usaha tani.

Editor


Komentar
Banner
Banner