bakabar.com, JAKARTA - 13 perwira tinggi polisi naik pangkat. Semua dapat jabatan baru di luar struktural Polri. Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) menyorotinya.
"Jabatan struktural di internal Polri tidak optimal. Sangat terbatas. Sehingga banyak perwira kepolisian ditempatkan di luar struktur Polri," kata pengamat ISSES, Bambang Rukminto, Sabtu (18/11).
Baca Juga: Legislator Gerindra Tak Mau Polri Dijadikan Kambing Hitam
Tak masalah. Karena sudah ada payung hukumnya. Problemnya, kata Bambang, ini justru bisa jadi penghambat dalam lembaga yang dimasuki.
Contohnya, Irjen Pol Harry Heryawan. Ia dijadikan Staf Khusus Menteri Dalam Negeri. Di mana idealnya, jabatan itu bisa diisi oleh internal lembaga tersebut. Lama-lama pengembangan karir lembaga yang ditumpangi mandek.
"Penempatan di luar struktur itu terkadang juga akan mengganggu proses pengembangan karir SDM dari lembaga lain tersebut," ucapnya.
Bambang melihat ada yang tak beres dalam tubuh Polri. Manajemen SDM-nya tidak berjalan dengan baik.
"Pengembangan SDM harusnya memiliki pola seperti piramida. Semakin ke atas makin kecil jumlahnya yang diisi oleh para perwira tinggi," tuturnya.
Artinya, hanya polisi terpilih saja. Dipilih berdasarkan kualitas dan kompetensi dengan seleksi yang ketat.
Tak seperti saat ini. Di mana proses seleksi untuk perwira tinggi masih sangat longgar dan besar.
"Ada banyak loket untuk mendapat tiket menjadi pati, di antaranya melalui Sespimti Polri, Seskogab TNI, Sestama LAN dan kursus Lemhanas," ungkapnya.
Baca Juga: Benny Harman: Netralitas Polri Hanya Khayalan!
Untuk diketahui. Sekitar 150 pamen Polri setiap tahun yang punya tiket jabatan pati. Sementara slot kosongnya terbatas. Akhirnya numpang di lembaga lain.
"Dengan masuknya mereka di lembaga lain, berarti bisa juga akan mengganggu pengembangan karir ASN di lembaga eksternal itu," tutupnya.