Hot Borneo

Nelayan di Tanah Laut Ngamuk, Kapal Luar Kembali Dibakar

apahabar.com, PELAIHARI – Nelayan lokal di Tanah Laut mengamuk. Sebuah kapal nelayan dibakar. Sebelum dibakar, 17…

Featured-Image

bakabar.com, PELAIHARI – Nelayan lokal di Tanah Laut mengamuk. Sebuah kapal nelayan dibakar.

Sebelum dibakar, 17 anak buah kapal atau ABK dipaksa turun. Sementara sisanya kabur.

Insiden berlangsung pada Senin (11/4) sore di perairan Swarangan, Jorong, Tanah Laut.

Kapal yang dibakar, yakni KM Wahyu Mina Barokah IV asal Rembang, Jawa Tengah. 17 awak kapal termasuk nahkodanya, selamat.

Mereka dievakuasi ke kapal nelayan yang mengapung sebelum kapalnya dibakar.

Pembakaran kapal nelayan luar itu diduga buntut maraknya aksi tangkap ilegal di perairan Tanah Laut.

Pembakaran terjadi sekitar pukul 12.00 atau tidak jauh dari Pantai Swarangan, Kecamatan Sorong.

Sementara para nelayan lokal mengaku hanya ingin mengamankan tiga kapal yang kedapatan beroperasi terlalu dekat dengan garis pantai yakni 8 mil.

Rencananya kapal-kapal itu akan digiring dan diserahkan kepada pihak terkait, salah satunya Satpolair Polres Tala.

Kapal itu dikepung nelayan Kalsel yang datang dari Kecamatan Kintap, Jorong, Takisung bahkan dari Kabupaten Kotabaru.

Satu per satu mereka langsung mendatangi lokasi adanya kapal nelayan dari Jateng itu.

Saat akan menggiring, dua kapal berhasil melarikan diri dan menakuti nelayan lokal yang mengepungnya dengan suara diduga tembakan.

Merasa tidak aman, nelayan Kalsel membiarkan kapal itu pergi.

Kesal dengan ulah dua kapal lainnya, mereka kemudian memindah awak kapal Wahyu Mina Barokah IV ke kapal yang ikut mengapung dan membawanya ke Desa Swarangan. Sedang kapalnya dibakar.

J Hartono, awak yang kapal dibakar mengatakan kapal yang dinahkodai Agus itu baru sekitar 5 hari mencari ikan di pesisir Swarangan, sebelum akhirnya ditemukan nelayan lokal.

"Kami baru lima hari bekerja di lokasi kapal kami dibakar," ujar J Hartono.

Perjalanan dari Rembang ke lokasi mereka beroperasi 8 hari.

Kapal itu dikepung para nelayan pesisir Kalsel yang diduga sudah lama resah dengan beroperasinya nelayan pesisir utara Pulau Jawa di perairan yang dekat dengan daratan Kalimantan.

Beberapa kali mereka memergoki kapal nelayan tersebut dan diminta untuk menjauh dari garis pantai. Namun mereka kembali lagi beroperasi saat nelayan Kalsel lengah.

"Sebenarnya kami tidak berniat untuk membakar kapal tersebut, kami ingin membawa mereka ke petugas yang berwenang untuk memeriksa surat-suratnya," kata seorang nelayan Lokal.

"Kami jadi emosi setelah dua kapal lainnya kabur dan teman-teman ada yang mendengar dari kapal yang kabur itu terdengar suara tembakan," katanya.

Kaur Bin Ops Sat Polair Polres Tala, Iptu Teguh Triono, yang diminta informasinya, tidak menampik adanya pembakaran kapal nelayan asal Jateng oleh nelayan Kalsel.

Menurut Iptu Teguh, ia dan Kanit Gakkum Satpolair Ipda Dody WSA bersama anggota Satpolair lainnya, datang untuk memastikan awak kapal selamat.

"Mereka akan kami bawa ke Markas Polair di Tungkaran Kiri, Desa Swarangan, sekaligus dimintai keterangannya," kata Iptu Teguh Triono.

Pembakaran kapal nelayan di perairan pesisir Kalsel sebelumnya pernah terjadi pada 20 Oktober 2021, juga karena dinilai beroperasi terlalu dekat dengan pantai.

Kawasan sampai 15 mil dari pantai biasanya menjadi lokasi favorit pencarian ikan nelayan tradisional di Kalsel.

Berikut 17 ABK KM Wahyu Mina Barokah IV, yang dievakuasi:

Agus priyono (RT 01, RW 02, Kelurahan Tanjung Sari, Rembang, Jawa Tengah).

Sariful Huda (Desa Bogorejo, Kecamatan Sumber, Rembang, Jateng).

Sukahar (Desa Kedalon, Kecamatan Batangan, Pati, Jateng).

Toha Said Hariyanto (Desa Pengkol, KecamatanKaliori, Rembang, Jateng).

Kemudian, Jaya Hartono (Desa Karang Sekar, Kecamatan Kaliori, Rembang, Jateng).

Akhmad Kholid (Desa Kedung Asem, Kecamatan Sumber, Rembang).

Amal Ahmad Yusuf (Desa Pandan, Kecamatan Pancur, Rembang).

Styo Wahyudi (Desa Waru, Kecamatan Rembang, Rembang.

Ahmad Kharisma (Desa Bandar, KecamatanJuana, Pati).

Dwi Okta Imawan (Desa Karang Sekar, Kecamatan Kaliori, Rembang.

Disusul, Suparjo (Desa Pasar Bagi, Rembang, Rembang).

Widi Ardianto (Desa Pasar Bagi, Kecataman Rembang, Rembang.

Samsudin (Desa Leteh, Kecamatan Rembang,Rembang).

Ahmad Juhairi (Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Rembang).

Slamet Wiyarso (Desa Labuhan, Kecamatan Rembang, Rembang).

M David Febianto (Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Rembang) dan Yoyok Yudiono (Desa Tanah Agung, Kecamatan Kaliori, Rembang).



Komentar
Banner
Banner