Kalsel

Nasib Buaya Ompong Setelah Ditangkap Warga di Sebamban

apahabar.com, BATULICIN – Seekor buaya besar yang ditangkap oleh warga di Desa Sebamban Baru, Kecamatan Sungai…

Featured-Image
Buaya muara yang dipancing warga Desa Sebamban Baru, Kecamatan Sungai Loban dengan ayam dibawa oleh petugas dari BKSDA Kalsel. Foto: Istimewa

bakabar.com, BATULICIN – Seekor buaya besar yang ditangkap oleh warga di Desa Sebamban Baru, Kecamatan Sungai Loban akhirnya mendapat kepastian hidup.

Buaya tak bergigi alias ompong itu diserahkan ke Lembaga Konservasi Jhonlin.

“Diserahkan ke penangkaran Jhonlin, kemarin sekira pukul 6 sore,” ungkap Camat Sungai Loban, Rusdiansyah kepada bakabar.com.

Karena buaya yang didapati masih hidup, jadi dilimpahkan ke lembaga konservasi.

“Pihak BKSDA yang jemput,” tegasnya.

Agak beda dari sebelumnya, Rusdi memperkirakan pencarian terhadap buaya lain tidak dilanjutkan seiring penangkapan buaya berukuran 4,5 meter.

Dari ukuran, dan cirinya, kuat dugaan buaya itulah yang menyerang Devi hingga remaja putri itu meregang nyawa, akhir pekan lalu.

“Kesaksian warga, mereka tidak mencari lagi, karena buaya penerkam si korban sudah mereka tangkap, yakni buaya ompong kemarin,” tuturnya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalimantan Selatan, Nikmat Hakim Pasaribu, membenarkan bahwa buaya yang ditangkap warga sudah dititipkan ke lembaga konservasi Jhonlin.

“Sudah kami jemput dan dititipkan ke penangkaran tadi malam,” ujarnya kepada bakabar.com.

Lantas bagaimana dengan maraknya teror buaya liar di Sebamban?

Rupanya pihaknya masih akan turun tangan untuk mensosialisasikan serta memasang papan imbauan lagi.

“Peringatan lebih banyak agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati,” tuturnya

Nikmat Hakim berharap pemerintah maupun masyarakat dapat bekerja sama untuk berhati-hati saat beraktitivitas di sungai.

“Kita sudah pasang papan imbauan peringatan sebelumnya, untuk kehati-hatian warga yang beraktivitas di sekitaran sungai. Harapannya, warga dapat bekerja sama untuk waspada,” ujarnya.

Menurut Nikmat Hakim, tak bisa dimungkiri rata-rata warga di Desa Sebamban masih sangat bergantung dengan sungai. Seperti melakukan aktivitas mandi cuci kakus (MCK).

Walau tetap beraktivitas MCK di sungai tersebut, warga diminta membikin tempat batas tempat.

“Bikin pembatas dari kayu yang melingkar sebagai pelindung tempat MCK untuk menghindari agar buaya tidak bisa masuk,” pungkasnya.

Sebelumnya buaya ompong tersebut ditangkap oleh warga dengan pancing yang diberi umpan unggas hidup, setelah empat hari pencarian.

“Kami tangkap hidup-hidup,” jelas Aco, warga setempat.

Reporter: Syahriadi
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner