bakabar.com, BANJARMASIN – Mural ‘Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan’ jadi salah satu yang belakangan ramai dibahas.
Mural di Jalan RE Martadinata, Kota Banjarmasin ini telah dihapus oleh anggota Satpol PP dan Damkar setempat pada Rabu (18/8) malam lalu.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyebutkan dirinya bukan sosok pemimpin yang anti kritik. Menurutnya kritik seperti apapun yang dilontarkan kepada pihaknya tak jadi masalah.
“Mural bernada kritik atau segala macam tidak masalah. Asalkan bagus saja tidak masalah. Saya tidak anti kritik. Orang demo di sini saja kita layani,” ucapnya, Rabu (25/8).
Menurutnya lagi pengakuan tersebut lantaran pihaknya merasa pernah menggelar lomba penulisan mural yang diklaimnya sebagai bentuk kebebasan berekspresi di muka publik.
“Pemkot Banjarmasin, dahulu pernah menggelar lomba mural. Jadi sebenarnya, pemerintah justru memberikan space atau ruang,” ungkapnya.
Ia pun lantas menekankan. Bahwa soal kritik hingga masukan, pihaknya bahkan membuka kanal resmi. Salah satunya melalui kanal pengaduan di aplikasi e-lapor.
Lantas, apakah kini ruang untuk para seniman mural atau grafiti itu tersedia? Menanggapi hal itu, berharap seniman mural atau grafiti bisa bekerja sama dengan penyedia tempat-tempat tertentu.
Misalnya pemilik usaha kecil menengah, restoran, hingga rumah makan yang bisa menyediakan ruang untuk seniman mural. Misalnya di dinding halaman parkirnya.
“Ruang ekspresinya bisa dituangkan di situ. Termasuk berisi pesan-pesan positif, membangun, juga optimis. Dan saya kira itu bisa dilakukan. Secara umum, kalau muralnya membangun, orang pasti aman-aman saja. Tak masalah,” ucapnya.