bakabar.com, BANJARMASIN - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan hasil hisab penentuan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijjah 1444 H.
PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan jatuh pada 23 Maret, tepatnya satu bulan mendatang.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalsel, Prof Ridhahani Fidzi menerangkan penetapan tanggal awal Ramadan dilakukan melalui metode hisab hakiki wujudul hilal.
Motode ini juga menjadi dasar Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Hijriyah.
"Kita seluruh wilayah tidak hanya Kalsel mengikuti keputusan Majelis Tarjih Pimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan telah ditetapkan surat edarannya," ujarnya.
Ia mengatakan, berdasarkan maklumat PP Muhammadiyah penentuan awal Ramadan 23 Maret itu sebagaimana pada hari Rabu 22 Maret, hilal sudah wujud ketika matahari terbenam di Yogyakarta.
Di hari itu, bulan sudah berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam.
Dengan demikian, ia menyebut penetapan bahwa awal Ramadan berpotensi sama dengan pemerintah.
"Awal Ramadan-nya insya Allah sama, tapi yang berpotensi terjadi perbedaan di hari raya," ucapnya.
Sementara itu, dia berharap perbedaan penentuan Idul Fitri disikapi dengan dewasa oleh masyarakat Kalsel. Hal ini karena bukan kali ini saja terjadi perbedaan pada penentuan awal Ramadan maupun Idul Fitri.
"Kita berharap saling memahami dan tidak memaksakan karena ini menyangkut keyakinan," pungkasnya.